Thursday, December 28, 2006

in my time of desperation

[Current iPod Track : John Legend - Save Room]

hebat. sudah lama sekali gue ngga ngerasa kayak gini. memang, kejadian2 belum lama ini membuat kata2 "nothing can ruin my good mood for the rest of 2006" selalu menempel di status yahoo messeger gue. (temen2 ym gw pasti tahu lah..) maklum, lagi diserang badai. gue ngga tahu istiah atau namanya apa, tapi yang pasti bukan adrenalin. karena yang satu ini bikin seneng, bukan bikin jantungan. seperti tabrakan beruntun yang menghantam gue dari semua arah. mungkin triggernya adalah ipod gue. lalu temen2 gue. kemudian kerjaan gue. dan yang terakhir, sepertinya gue lagi suka sama seseorang. asli ini senengnya ngga ketulungan. belum beberapa lama ini juga sebenernya gue sempet suka sama seseorang yang lain. and i thought i've done everything i could, just to show myself. cuma mungkin karena respon yang kurang sesuai dengan harapan, jadi sepertinya ngga terlalu work well. dan gue putuskan untuk mundur aja. kalo kata John Legend, "don't be afraid of a little bit of pain, pleasure is on the other side." i'm sure you know who you are. so if you happen to read this, i'm so sorry that i haven't got the chance to talk to you, about this. maybe later when you're not so busy.. or maybe cos right now i'm still trying to find what words to say. it hurts so much that i don't even know how to start a conversation with you. sorry, i need to fix this broken heart and i just want to move on. ok enough with this stuff, bukan ini kok intinya..

[Current iPod Track : Omarion - O]

entah kenapa di suatu malam di ujung duabelas, gue sempet terserang sesuatu yang beda. perasaan ini bukan seperti tabrakan beruntun yang gue ceritain tadi. tetep, datangnya dari semua arah, tapi ini dada gue serasa ditusuk2. dan bayangan tentang dia ngga bisa gue singkirkan sedikitpun. bahkan ngumpul sama temen2 gue pun ngga cukup mengobati sakit dan sesak di dada. sempet beberapa saat juga hampir air mata gue netes tanpa sebab yang jelas. but this is not something that can ruin my mood, i seem to enjoy being in this state. walaupun akhirnya gue meneteskan air mata juga, karena ngga tahan nahan nyeri di dada. tiba2 gue teringat sesuatu. pertama kali gue ngerasa kayak gini.. i knew it. i remember this feeling. i'm missing someone out there. i know i just met her, like.. twice? and the best part (i'm being ironic..) dari perasaan ini adalah : gue ngga bisa bilang ke orangnya kalo gue kangen sama dia. this heart is crying to say "i miss you" but it can't. well, belom mungkin. it's still too early. yah.. tapi namanya perasaan masa bisa bohong sih? ok, gue emang baru aja memutuskan buat mundur dari seseorang. dan ngga lama kemudian gue udah suka sama orang lain. well, mungkin emang gue orangnya begitu. sakit sih sakit, banget. tapi lagi2 gue selalu berpegang ke omongan salah satu temen gue "if it doesn't kill you, then it'll only make you stronger." then again, it works. mungkin gue memang orangnya cepet melupakan segala macem sakit hati. mungkin gue emang gampang suka sama orang. tapi gue juga sebenernya ngga pernah bisa deketin 2 orang dalam waktu yang bersamaan. kalo satu ya satu aja. kalo ngga work well ya sudah, mau apa lagi? cari yang lain lah..

[Current iPod Track : Jason Mraz - 1000 Things]

i know, i'm not that good at approaching someone. cos i'm me. like i said to one of my friends, i'm just trying to be myself. isn't that's what honesty means? if i change the way i talk, just to please someone, wouldn't i be lying to that person? wouldn't i be lying to myself? it's just not the real me, and i just don't like it. i guess i just want other people to notice me as who i really am. tell me, is it so hard just to notice someone's good intention? all i need, all i want was a chance to show you who i really am. you don't have to be a great talker, i just need a good listener. you don't have to be a great lover, i just need someone who can accept me just the way i am. cos nobody's "perfect" and i'm way too far from "perfect". but i can love you in a way that you've never imagined before. so please, notice me. i'll be waiting.

[Bondan, 28 Desember 2006, 12:36 PM, save room for my love, save a little..]

Thursday, December 21, 2006

a memory | reminiscing the town

i was listening to John Mayer's "Love Song For No One", and i just remembered something. ok, let's talk about relationship. let's say you're walkin' around on some place. then you saw a girl. ok, not bad. looks kinda cute. she sweep you off your feet. and then you get to know each other. you said hi, she said hi, and after a little bit of chit chat, you got her name, and her number. and then you called, she picked up. her voices were nice. you float in the air. moments later you said that you're interested in meeting her again. she said she'd love to. bam! you fly higher. the next day, you meet her. she looks stunning. you go on a date and at the end of the day you said that you like her. she said she likes you too. another bam! you fly even higher. you're seeing her everyday. and everyday you said "i like you". until one day, you said, "i love you". and she loves you too. another bigger bam! you fly even higher and higher to the sky. and from that moment, you say "i love you" to her everyday. until one day. you prayed to god. "god, please put a new word in the dictionary which means bigger than just love, cos that's what i feel right now". your feelings for her is bigger and deeper than just love. you simply can't say "i love you" anymore cos it's just too shallow. and you never said those things ever again to her. until one day. she said. "i hate you, more than anything in this world". and then you broke up with her. everything's gone. and you realized that it's all just because of that stupid three words. i. love. you. because of your own stupidity. if you're single, be good to your friends. cos they're people you can count on when you're feeling lonely. when you need a shoulder to cry on. a place where you can share your ups and downs. someone to share a laugh, and someone you can cry with. if you're in a relationship, be good. don't cheat. and don't start a fight over something stupid. don't make yourself regret your own stupidity. and if you love someone, saying "i love you" everyday is already more than enough. cos you'll never realize what you had, until it's all gone.

[Bondan, 21 Desember 2006, 12:08 AM, "i'm tired of being alone.. so hurry up and get here.."]

Friday, December 15, 2006

catatan kecil setengah duabelas | kembali ke titik nol

ada beberapa faktor yang "memaksa" saya untuk menulis catatan kecil ini. tapi beberapa diantaranya tidak bisa saya sebutkan, maklum urusan pribadi (susah deh kalo udah bawa2 yang namanya perasaan.) yaa mungkin faktor2 yang bisa saya sebutkan hanyalah : tangan saya gatal ingin mengetik, dan perasaan dalam hati yang ngga bisa dipendam lebih lama lagi. akhir2 ini menulis menjadi bagian dalam keseharian saya. mulai dari postingan blog yang ngga jelas, puisi2 curahan hati yang sedikit terkesan putus asa. (yah, memang begitu sih..) sampai cerpen iseng2 yang sekarang malah justru jadi banyak yang baca, dan minta saya segera melanjutkan cerita "part four"nya. "bagus kok, terusin aja, sukur2 nanti bisa di publish dibikin novel, kan seru banget" ujar salah satu teman saya beberapa hari yang lalu. entah darimana saya punya ide mau bikin novel segala. mungkin terlalu banyak cerita yang ingin saya share dengan kalian semua. ya harap maklum saja kalau gaya bahasanya masih asal2an. memang tadinya cuma cerpen iseng kok. sempat terpikir untuk tidak melanjutkan lagi cerita Brandon dan Amelie, biarlah semuanya berlanjut dalam pikiran saya sendiri. mungkin nanti akan saya munculkan tokoh lain, huhuhu.. ok, cukup tentang saya yang sedang gatal menulis.

sebenarnya sudah lama sekali saya ingin bertemu dengan seseorang, namun mungkin dia terlalu sibuk dan ngga ada waktu untuk sekedar me-reply message di friendster atau yahoo messenger. dering nada sms alert itu pun sudah cukup lama juga tidak saya dengar sejak setengah sebelas. mungkin blog saya ini pun juga tidak sempat dia baca. setelah beberapa saat lalu saya mencoba dan berusaha untuk "get back to the top of my life" namun entah kenapa saya kembali terjatuh. sakit sekali memang, (ngga papa kok, sudah saya maafkan.) namun begitulah hidup. you'll learn how to live by actually living your life. dan saya selalu berpegang pada kata2 yang diucapkan salah seorang sahabat saya, and it helps a lot. "if it doesn't kill you, then it'll only make you stronger." mungkin ini saatnya saya untuk kembali ke titik nol, dan berusaha menyusun kembali prioritas dalam hidup saya. beberapa waktu lalu Brandon sempat menitipkan pesan kepada saya, tolong sampaikan kepada Amelie, katanya. "say you'll leave if you wanna leave. say you'll stay if you wanna land. say you're there, or anywhere." hahaha.. sepertinya Brandon lagi kangen banget sama Amelie..

[Bondan, 15 Desember 2006, 07:55 PM, trying to get back to the top of my life, again.]

Thursday, December 14, 2006

why can't you just.. | tired

maybe, another day will come sing for me
help me believe in everything i see and i feel
cos i've been down since you come around
you choose to leave, why don't stay a while and see me..

maybe, another love will come and save me
somehow i have to stay alive don't hate me
you stole the pride of my deepest side
and ran away without looking back, you kill me, so heal me..

i've been making love songs, why can't you just love me?
and i've tried to sing it, why cant you just hear me?
i'm cold and hopeless..

i've been saving love songs, why can't you just love me?
and i've tried to sing it, why cant you just hear me?
i'm cold, and i'm hopeless, and i'm cold, and i'm hopeless..

bondanrastika@14/12/06 - 6:06 PM [waiting for another someone who can hear my cries]

Monday, December 11, 2006

Semalam di Dalmasca

Alkisah sebuah cerita di kerajaan Dalmasca. Aku melihat 3 buah notes yang di-post sama Tavernmaster di bill board Sandsea tavern. 3 buah monster yang sepertinya meresahkan warga sekitar. White Mousse, Ring Wyrm & Marilith. Ah, ini sih kerjaan kecil buat seorang dengan level 34 seperti aku, pikirku. Dengan berani aku terima saja kerjaan buruan-buruan itu.

White Mousse (Rank V)

Pertama-tama aku datang kepada Sorbet, seekor moogle di sekitar West Gate, Rabanastre. Jadi ceritanya si Sorbet ini lagi jalan-jalan di Garamsythe Waterway, lalu kunci waterway-nya jatuh. begitu sadar, ternyata udah dimakan sama si White Mousse ini. Katanya dia liat di sekitar West Sluice Control. Ok, first task is up. Aku berjalan menuju Garamsythe Waterway lewat Lowtown, kota di bawah tanah Rabanastre. Memasuki Garamsythe Waterway, aku sempet kebingungan di Central Waterway Control. Soalnya sebagian jalannya terendam air, jadi ngga bisa lewat. Tapi setelah muter-muter, akhirnya nemu juga jalannya. Sampai di West Sluice Control, aku harus menghabisi beberapa Malboro Overking, cukup merepotkan, tapi masih bisa kuatasi, level 34 nih ye. Aku pun makin percaya diri. Ups, ada Water Elemental disana, mending jangan ganggu deh, monster itu rese banget. HP nya ngga ketauan berapa, udah gitu kebal serangan fisik, sampe sekarang aku masih belum tau cara ngalahinnya pake apa, dududu.. Aku lewat dengan santainya. Sampai akhirnya si White Mousse jelek itu menampakkan diri. Ih jelek bener, tampangnya kaya lendir ngga jelas gitu. Langsung aja aku gebuk. Prak!! Wih!! Damage ku sampe 1000 lebih. tapi kok HP si White Mousse itu berkurangnya nyicil bener yak? Waduh, ini apa lagi? Kok Water Elemental ikut-ikutan nyerang? Ok, this is bad. Aku cabut dari situ, Balthier, Fran dan Larsa juga ikutan cabut. Tapi sayang si Fran koit di tengah jalan, keganjel sama si lendir jelek dan Water Elemental keparat itu, yah disiksa deh. Ya sudahlah hidupin aja lagi nanti kalo udah aman situasinya. Ok, aku kembali ke Central Waterway Control, disini ada Save Crystal. Begitu aku menyentuh Save Crystal itu, Fran langsung hidup lagi. Kayaknya dia ngambek gitu tadi kutinggal, ya sudah, misi berikutnya aku pergi sama Basch dan Lady Ashe sajalah. Oh iya, Larsa masih ikutan ya?

Ring Wyrm (Rank III)

Keluar dari Garamsythe Waterway, mumpung masih di Lowtown, aku mencari orang yang bernama Balzac. Katanya ada di North Sprawl, hmm gampang sekali menemukannya. Balzac bilang, pas dia lagi latihan bersama pasukannya di daerah Windtrace Dunes, Dalmasca Westersand, ada Ring Wyrm yang kuat banget ngga bisa dia kalahin, dan si Ring Wyrm ini nggangguin latihannya. Makanya dia nyari-nyari orang buat bunuh monster yang ukurannya segede-gede alaihim ini. Tapi dia bilang, nongolnya cuma sekali-sekali aja, terutama pas lagi ada badai pasir. Katanya hati-hati, pas badai pasir itu zero visibility. Ah, kecil lah buat level 34. Aku kan dari kemarin udah leveling gila-gilaan. And so I, Basch, Lady Ashe, and Larsa headed west. kita sampai di Dalmasca Westersand, kalo dari Rabanastre itu lewatnya West Gate (ya iyalah, masa mau ke Westersand lewat East Gate, mana nyambung.) Di Galtea Downs ngga ada apa-apa, lanjut ke The Midfault. Hmm, lagi-lagi isinya monster cupu semua. Masa ngga lebih dari 66 EXP? Mendingan hunt di Ozmone Plains tadi deh, masih 300an EXP nya. Next stop is, Windtrace Dunes. Hmm, sepertinya nasib baik, pasti bakal ketemu Ring Wyrm nih, soalnya lagi badai pasir disini, cakep dah. Aku, Basch dan Lady Ashe berjalan terus di tengah-tengah badai pasir yang aduhai. Bener-bener zero visibility nih, kedepan ngga liat apa-apa. Tiba-tiba di depan mata terlihat sesuatu yg guwede segede-gede alaihim (sepertinya ini baru kakinya si Ring Wyrm doang deh.) Ah, ternyata benar, aku langsung maju sendirian. Basch, Lady Ashe dan Larsa ngga mau kalah ternyata. Mereka ikutan maju, tapi tetep disiplin. Kalo ada salah satu dari kita yang HP nya kurang dari 50%, langsung dilemparin Hi-Potion biar penuh lagi HP nya. Setelah pertarungan yang cukup melelahkan (serius nih, hampir setengah jam bunuhnya) akhirnya tumbang juga si Ring Wyrm raksasa itu. Wow, dapet 16 LP. Ok, waktunya melapor ke Balzac. Eit, tunggu dulu. Ini kan kita lagi di Dalmasca Westersand. Kalo ngga salah tadi katanya si Tavernmaster.. Hmm..

Marilith (Rank V)

Sebenarnya orang pertama yang aku datangi untuk nerima kerjaan adalah si Tavernmaster di Sandsea tavern, Rabanastre. Ya secara dia yang paling deket dari yang lain ya aku temuin duluan. Permintaannya agak-agak aneh sih menurutku. Dia meminta sebuah ingredient penting buat bikin wine, yang cuma bisa didapet dari Marilith, monster ular yang ada di Zertinan Caverns, yang letaknya itu di suatu tempat di deket Dalmasca Westersand gitu lah. Pokoknya masuk ke Zertinan Caverns dari Dalmasca Westersand, tepatnya dari Shimmering Horizons, deket-deket pintu masuk pasti ketemu deh, katanya gitu. Jadi bukan dari Ogir-Yensa Sandsea atau Nam-Yensa Sandsea, apalagi Ozmone Plains. Ih gede bener sih ini Zertinan Caverns. Nah, kebetulan. Aku makin pede karena baru aja selesai menghabisi Ring Wyrm, tanggung lah kalo balik dulu, level 34 ini, ngga takut deh. And then, kita langsung menuju Shimmering Horizons. Setelah berjalan agak ke barat, kita menemukan pintu masuk ke dalam gua. Ah ini pasti pintu masuk yang dibilang sama si Tavernmaster nih. Ayo kita kemon guys! Sampai di dalem gua, suasananya memang gelap sekali. Aku harus melakukan skill Libra supaya inderaku lebih tajam, kali aja ada perangkap yang sengaja dipasang, kan ngga lucu kalo kena perangkap. Makin kedalam makin gelap nih suasananya, kok perasaanku ngga enak ya. Tuh kan bener ada Explosion Trap, banyak pula. Untung tadi udah Libra, jadi keliatan deh trapnya ada dimana aja. Hmm, sudah 5 menit mencari nih, kok ngga ketemu-ketemu ya Marilith-nya. Aku sampai di sebuah tempat yang letaknya agak mojok. Selagi kita mempersiapkan beberapa Magick seperti Regen, Protect, dan Shell, tiba-tiba terdengar suara mendesis. Marilith!! Angkat senjata dan maju!! Aku kembali di posisi paling depan. Basch dan Larsa juga maju, tapi tidak sedekat aku. Sementara Lady Ashe agak sedikit di belakang, untuk Support, karena tadi waktu melawan Ring Wyrm, lebih efektif begitu. Setelah beberapa menit bertarung, HP Marilith terlihat mulai berkurang, dari seperempat, setengah, kemudian tigaperempat. Itupun setelah menerima damage yang total jumlahnya kira-kira sekitar 50000. Damn! Tebel juga nih uler, pikirku dalam hati. Tiba-tiba Marilith mengamuk! Aku dihajarnya 5 kali. Sekali gebuk HP ku berkurang 700. Hi-Potion yang dilempar Basch dan Larsa ngga cukup buat nutupin damage nya, padahal HP ku totalnya 2000an lebih. Wah, terkapar deh aku, tinggal Basch, Larsa sama Lady Ashe. Samar-samar sempet kulihat Larsa juga terkapar, habis HP nya cuma 1000an, udah gitu dia ngga ngambil License buat HP+ sih. Wadoh Basch juga kena getahnya, tinggal Lady Ashe sendirian deh. Sepertinya dia memanggil bala bantuan, tak lama datang Penelo dan Fran, back in the action. Penelo begitu datang langsung menggebrak pake Quickeningnya, Intercession, disambung sama Feral Strike-nya Fran dan Northswain's Glow-nya Lady Ashe, di detik-detik terakhir perlawanannya. Singkat cerita sepertinya Marilith memang masih terlalu kuat buat level 34. *sigh* Lady Ashe dan Penelo terkapar setelah MP nya habis dan ngga sanggup buat melakukan Cure lagi. Sementara Fran, di detik-detik terakhir sempat dibantu sama Balthier, walaupun akhirnya mereka berdua memilih buat kabur juga. Tapi Marilith tetap mengejar, dan lagi-lagi Fran koit di tengah pelariannya. Tinggal Balthier sendirian, dengan HP yang sudah Critical, sekitar 400, masih berusaha mencapai pintu keluar gua yang sudah terlihat, tinggal beberapa langkah lagi. Namun apa daya, Marilith berlari lebih kencang. Disarangkannya sebuah pukulan yang cukup telak ke tubuh Balthier. 700 Damage. Balthier pun ikut terkapar. Padahal tangannya sudah persis di depan mulut gua, sayang sekali. Marilith, setelah berhasil menghabisi kita semua, berbalik kembali menuju sarangnya, Zertinan Caverns.

Dan kemudian tulisan GAME OVER berwarna merah menghiasi layar tv di kantor. Saya tidak punya pilihan lain selain menekan tombol START dan memilih LOAD GAME (ya iyalah, masa milih NEW GAME?) Ah, sepertinya angka 34 itu harus berubah menjadi 50 dulu, atau minimal 40 lah, baru saya akan kembali menantang White Mousse, Ring Wyrm, dan Marilith. Keparat. Ngulangnya jauh sekali. Tapi mulai sekarang saya berjanji akan rajin nge-save, deh.

[Bondan, Senin 11 Desember 2006, 11:29 PM, pokoknya harus sampai level 50, walaupun harus menghabiskan semalam di Dalmasca]

Wednesday, December 06, 2006

3/4 | tigaperempat

kalau komputer hanya mengenal bahasa 1 dan 0
maka saat ini saya sedang 3/4

kalau komputer bilang 1 adalah ya dan 0 adalah tidak
maka 1 adalah benar dan 0 adalah salah

kalau komputer bilang 1 adalah benar dan 0 adalah salah
maka 1 adalah positif dan 0 adalah negatif

kalau komputer bilang 1 adalah positif dan 0 adalah negatif
maka 3/4 adalah ragu-ragu

tidak 1/2, tidak 1/4, tapi 3/4

karena itu sebelum menjadi 1/2, sebelum menjadi 1/4, dan sebelum menjadi 0
tolonglah saya membuat 3/4 ini (kembali) jadi 1

bondanrastika@6/12/06 - 00:19 AM [sambil merenung di tigaperempat malam]

Tuesday, December 05, 2006

you never asked | part three

“Bee, kamu masih inget kan janji kita tiap tanggal 26 februari?”

“izzi pizza kemang?”

“iya itu, mmm.. tahun depan kita masih sama2 ngga ya?”

“maksudnya?”

“ngga, aku lagi takut banget kalo kita sampe harus pisah”

“aku ngga kemana2 kok”

“bener? aku bisa punya kamu sampe kapanpun?”

“iya, aku ngga kemana2”

“makasih ya Bee..”

“aku sayang kamu”

“aku juga, sayang banget sama kamu”

pelan2 pandanganku kabur, dan semuanya mulai memutih. silau sekali. mungkin aku seperti orang yg mau mati. ya, aku ngga tau gimana rasanya soalnya belum pernah ngalamin yg namanya di ujung nyawa. tapi tiba2 aku bernafas lagi, walaupun terengah2. badanku basah kuyub, keringat bercucuran. tanpa sadar pula ternyata aku meneteskan air mata. pelan2 pandanganku kembali normal. yg terlihat hanya sebuah ruangan kecil. aku yang sebelumnya terbaring di kasurnya sekarang sedang terduduk lemas. laptop di samping bantalku masih menyala. Microsoft Word pun masih terbuka. sepertinya kursornya juga masih di tempat yg sama seperti tadi malam. ya secara laptopnya sempet aku pindahin ke samping bantal, biar ngga ketendang2 kalo aku tidur. masih persis di sebelah kanan huruf e di akhir kata itu. “Amelie”. hah.. ternyata aku ketiduran. jadi semua itu tadi cuma mimpi. entah kenapa tumben2 nya aku mimpi tentang Priscilla, mantan pacarku yang sudah sejak setahun ini ngga pernah aku denger lagi kabarnya kaya gimana. mimpi yg aneh.

Priscilla dan aku dulu sempet jadian lumayan lama. sekitar 6 tahunan. dan kebetulan Priscilla ini pacar pertamaku, sampai setahun yg lalu dia memutuskan untuk lepas dari aku, karena ngga tahan dengan long distance relationship. memang berat sih. apalagi aku juga jarang pulang ke jakarta, soalnya kuliahku disini bener2 ngga bisa ditinggal2, sibuk terus. akhirnya setelah putus, ya aku bilang sama orangtuaku di jakarta, aku mau stay di sini dulu. toh mereka juga ngga keberatan. maybe i just need some time for myself. yah pacaran2 sama cewek sini lah. tapi nanti pasti ada saatnya aku balik lagi ke jakarta, cuma belom tau kapan. nikmatin aja lah dulu yang sekarang ada di depan mata. di depan mata sih ada laptop. eh, tunggu dulu. wah kursornya berhenti di kata Amelie.. mungkin semalem pas aku nulis berhenti disini, aku ngantuk banget kali ya.. btw itu kok.. jam di ujung kanan bawah itu terlihat seperti angka.. aduh silau bener. angka berapa sih itu? aku memicingkan mata untuk mengimbangi cahaya dari layar laptop yg masuk ke mataku, mencoba memfokuskan mataku pada angka jam yg terletak di kanan bawah itu.

oh crap. jam 9 pagi..!! kenapa si Daryl kampret itu ngga bangunin aku sih? wah bisa telat nih janjian ketemu sama Amelie. haduh. handphone, handphone. mana ya handphone ku. ah ini dia. lho? 3 misscall, private number? ah bodo ah, ngga ada waktu nge-trace balik nomernya. aku musti siap2 mandi2 dan segala macem. mana ya kemarin nomernya Amelie. ya ampuuun. ada di saku baju yang itu. dan baju itu kemarin aku cuci. mati lah. coba telpon Daryl deh, kali aja dia tau. aku mencari nomer Daryl di contacts. tapi belum sampe huruf D, ternyata nomernya Amelie udah aku simpen di contacts. haaah lega. untung udah aku save. ok, waktunya menelpon nih.

sebentar.. aku memang suka agak2 gugup kalo ngomong sama cewek, apalagi pertama kali, hmm.. ah sutralah, go show aja. here goes.. terdengar nada sambung konvensional, tuuut.. tuuut..

“hi, is this Amelie?” sapaku.

“yes, this is her, who is this?” jawabnya sambil balik bertanya.

“it’s me, Brandon, Daryl’s friend, err.. housemate” jawabku.

“oh yeah, the one from that coffee shop, right?” katanya.

“yeah, right. how’re you doin’?” tanyaku.

“fine, thanks. you know what, i was about to go to the breakfast corner in front of your coffee shop” jawabnya.

“no kidding, i was about to go to the coffee shop. wanna meet there?” tanyaku, dengan sedikit berharap.

“hmm.. actually there’s something i like about the breakfast corner across your place, but it’s fine with me if you wanna meet at your coffee shop. besides i need to see Daryl, and i need a place where i can stay for hours.” jawabnya.

“ok then. it’s my treat. i’ll see you later when i get there, ok?” kataku.

“ok, see ya later, bye” jawabnya.

“bye” kataku.

suara Amelie cukup enak didengar, dan pastinya saat menelpon tadi sedikit demi sedikit, walaupun aku tahu itu susah, tapi aku masih saja berusaha melukis raut wajahnya di otakku. rasanya kali ini lebih mudah melakukannya karena aku dibantu dengan suara yang keluar lewat speaker telepon. setiap nafas suaranya kuterjemahkan sebagai goresan lukisan wajahnya yang makin lama tak kunjung juga makin jelas. mungkin harus kuambil fotonya. ya betul. difoto saja. susah amat. hahaha.. wah aku harus segera siap2 nih, udah jam 9:30. aku juga bilangnya tadi langsung ke coffee shop. mati deh. belom milih baju, belom beres2 laptop, aduh handuk kemana pula. mungkin di jemuran deket balkon. nah ini dia. aduh!! apaan tuh yg ketendang? yaaa ampuuun ini Pringles sama Coca Cola kok berantakan gini? abis pula, duh laper. kampret nih si Daryl sama Sean. udah ngga bangunin, pake ngabisin makanan, berantakan pula. wah kapal pecah! aduuuh iya lupaaa air buat mandi juga belom dipanasin. hadoooh, sempet ngga ya jam 10? huh.

aku mulai mandi buru2. di tengah2 suasana hati yang lagi cranky, kayaknya air yg mengguyur kepala rasanya dingiiin, segeeer banget. selesai mandi, aku melihat ke kasur. aduh aku musti beres2 laptop dulu nih. eh, tunggu dulu, perasaan dari tadi kok sepi sih di kamar ini? buset. iPod-ku kemana? kok ngilang gitu dari dock-nya. aku mencoba mencari kesana kemari. jangan2 ngumpet di balik bantal.. oh, ngga ada. di ruang tengah.. duh ngga ada juga. dimana ya kemarin itu terakhir aku taro. tapi perasaan tadi malem begitu aku pasang di dock aku langsung nyebur ke kasur deh. hmm pasti dibawa Daryl nih. mending aku telpon dia aja buat mastiin. lama amat sih ngangkatnya…

“s’up B?” teriak Daryl.

“Daryl, where are you? and what’s with the shouting?” tanyaku.

“i’m at the gameshop, Sean’s with me, and it’s crowded like hell here. i just read the newspaper this morning, PlayStation 3 is here! we’re looking at the new PlayStation 3, B! you gotta be kidding if you’re not jumping here to see it. oh, and by the way, Sean’s taking one home with him, so i’ll definitely pass the gym tonight. if you wanna go to the gym with me tonight, well.. i can’t go. maybe some other time.” jelas Daryl dengan volume suara yang bikin budek.

“WHAT?! PS3?! oh crap! damn you Sean! i’m gonna hate you for the rest of your life, hahaha.. hey D, who’s gonna go with you anyway? duh.. oh by the way, did you snatch my iPod from the speaker dock?” balasku.

“oh yeah, i forget to tell you, i’m borrowing it, just wanna copy some new songs from Sean’s PowerBook, you’ll love them. i’ll return it to you tonight, after the PS3 madness is over. kay?” jawabnya.

“oow ok. catch you later D, i gotta run, i’m seeing Amelie, bye.” jawabku.

“ok, bye” jawab Daryl singkat dan menutup telepon.

aku bergegas ganti baju, siap2 dan buru2 berangkat. secara ini udah jam 9:45 gitu ya.. sial tadi mustinya mandi cuma 5 menit, gara2 ngerokok dulu jadi 10 menit deh. nelpon si Daryl juga ngga penting tuh, aaargh damn. kalo bukan gara2 Daryl ngomong ada PS3, pasti detik ini aku udah di jalan. si Sean beli PS3 juga akhirnya. padahal baru beberapa bulan yang lalu kita bertiga main ke rumahnya nyobain XBOX 360 dan HDTV Samsung-nya yang baru itu. ok, enuff with all that. gotta run to the bus station before it’s 10, or i’ll be a jerk. wih, rush hour nih. tidak lupa mengunci pintu. aku masih punya 10 menit untuk buru2 cabut ke coffee shop, dan mengangkat.. telpon.. what?? my mobile phone’s ringing? hmm private number itu lagi. mungkin adikku, atau orangtuaku. aku mencoba mengangkat telpon dengan santai, sambil berusaha menyembunyikan ketergesa2anku.

“Halo? Brandon?” hmm..? bukan adikku, bukan orangtuaku, tapi sepertinya aku kenal dengan suara ini. siapa ya? seperti suara yang sudah lama sekali ngga pernah terdengar di kupingku.

“Yes, who is this?” tanyaku tanpa basa basi, sambil jalan ke halte bus.

“ini aku, Priscilla. udah lupa ya?” jawab suara di ujung sana. mendadak langkahku terhenti. hampir aja orang yang lagi jalan di belakangku menabrakku. habis tiba2 aku terbengong kaya sapi ompong. mukaku pasti terlihat seperti orang tolol nih. astaga. ya ampun. udah lama banget aku ngga denger suaranya Priscilla. ya memang selama ini aku udah ngga pernah nelpon atau sms apalagi chat di messenger. tumben aja nih dia nelpon duluan. ada apa ya kira2.. di tengah2 keterkejutanku itu, kemudian Priscilla ngomong lagi.

“maaf, aku ganggu ya?” tanyanya.

“oh, heyyy.. apa kabar Pris? ngga ganggu kok, biasa aja, cuma aku kaget banget kamu nelpon, hahaha.. aku lagi di jalan nih, gimana Jakarta? masih macet?” kataku sambil berjalan kaki, dengan nafas yang terengah2. aku bener2 ngga bisa menyembunyikan kekagetanku. tapi lebih ngga bisa lagi kalo jam 10 belum nyampe ke coffee shop. ngga mau sih tepatnya. lalu kemudian aku jalan lagi.

“ya gitu deh.. aku ganggu ngga nih? kamu lagi sama Daryl ya?” sambungnya.

“hahaha.. ngga kok beneran deh. Daryl lagi pergi sama Sean, aku ngga ikut. aku kan sekarang buka coffee shop. ini lagi jalan mau ke sana. kamu sih, ngga pernah contact, jadinya ngga tahu. udah hampir setahun, sekarang baru nongol lagi ke permukaan. ngga kelamaan tuh tenggelemnya?” tanyaku.

“iya maaf, soalnya aku sibuk banget” jawabnya.

“kok kamu ngga pernah ngasih kabar sih? how come i never heard anything from you, even from your friends?” tanyaku.

“well, you never asked..” jawabnya singkat.

belum sempat aku membalas kata2nya, tiba2 terdengar suara tut tut tut. lho keputus? membuatku bertanya2. ada apa ya si Priscilla nelpon kemari. tapi aku yakin kalo ngga penting banget dia ngga akan nelpon kemari. aku pun meneruskan perjalanan menuju coffee shop, sambil dipenuhi pikiran2 dan dugaan2 yang kubuat sendiri. soal Priscilla. kira2 dia nelpon ada perlu apa ya. dan itu masih terbayang2 dari mulai aku tutup telpon, nyampe di halte bus, menunggu 5 menit dan naik bus ke arah kampus. perjalanan dari halte deket apartemen ke coffee shop deket kampus emang cuma 15 menit. tapi kalo jalan kaki entah kenapa akan sangat terasa lama sekali, hahaha.. akhirnya sampe di perempatan Vassar St dan Massachusetts Ave. ah, ini dia. 77 Massachusetts Avenue, Massachusetts Institute of Technology. sepertinya aku harus turun disini. hup. aku melangkahkan kaki kiriku begitu turun dari bus. tinggal jalan kaki sampe ke coffee shop. crap. jam 10:10. mudah2an Amelie masih ada disana.

aku mempercepat langkah. coffee shopnya sudah mulai terlihat. di salah satu jendela terlihat seorang perempuan yang wajahnya berusaha kugambar di otakku sejak kemarin. terlihat sibuk dengan iBooknya. tapi tiba2 pandangan surga itu dikejutkan dengan dering handphone yang menunjukkan ada sms baru. duh siapa sih nih, ganggu aja. pasti si Daryl sama Sean pengen pamer kalo mereka udah pulang sambil bawa PS3 deh. dasar dua orang itu. kubuka inboxku. hmm? sendernya bukan Daryl, tapi “no number”. siapa sih ini? kubuka message itu. kubaca isinya, aku terdiam, aku tetap memandangi pesan itu walaupun kata2 terakhirnya bikin aku mau pingsan.

“Bee, ini aku, Priscilla. sorry tadi telpnya keputus, mungkin jaringannya error. but don’t worry, i’ll be quick. aku cuma mau kamu tau kalau.. aku udah menikah sama orang lain.. jadi mulai hari ini, anggap aja kita udah ngga kenal satu sama lain ya.. take care, bye.”

aku terdiam. langkahku terhenti. padahal aku tinggal beberapa lagkah lagi sampai di coffee shop. sepertinya Amelie melihatku. dia melambai ke arahku dari balik kaca jendela, seperti berkata “hey sini, aku disini lho..” aku memaksakan diri berjalan masuk ke coffee shop, dan menuju ke mejanya. langkahku terasa berat sekali. sepertinya separuh diriku mencoba menarikku, menjauhkan aku dari Amelie, yang sudah ada di depan mataku. mencoba menjebloskan aku kembali dalam perangkap masa lalu. namun aku terlalu keras kepala. aku menarik tubuhku, memaksa kakiku berjalan maju. dan aku menang. akhirnya separuh diriku itu tertinggal di luar, di tempat aku berdiri terdiam sewaktu menerima sms dari Priscilla. saat aku duduk pun, aku bisa melihat separuh diriku ada di luar, memandangi aku yang sedang duduk bersama Amelie. separuh diriku, masih terjebak di masa lalu. masih berusaha menerima kenyataan bahwa aku dan Priscilla sudah tidak akan mungkin bisa bersama lagi.

buku yang lama sudah habis kutulis. tak ada halaman yang tersisa. kini buku itu berpindah ke tangan orang lain. mungkin orang lain itu membaca kisahnya, dan ingin melanjutkan ceritanya. tak mengapa. tulislah sesukamu. aku tak perduli, karena sekarang itu bukanlah tanggung jawabku. aku sudah menulis bagianku, dulu. dan sekarang aku tak akan menulis di buku itu lagi, karena bagianku sudah selesai. sekarang saatnya aku menulis kata pengantar di buku yang baru.

Friday, December 01, 2006

catatan antara sebelas dan duabelas | too many bricks hit my head

waaah.. di sebelas banyak sekali teman2 saya yang berulang tahun, dari mulai eksi (eh, sepuluh ya si?) nisa, nova, rina, uut, lia (temennya rina sih.. ngga gitu kenal..), shani, definna, eh iya bokap juga. lalu yang terakhir ada devi. coba aja itung ada berapa homo sapiens tuh yang berulang tahun.. satu.. dua.. tiga.. sepuluh. nice. ya maaf2 saja bagi kalian2 yang belum sempet saya kadoin. niatnya sih mau ngasih kado, cuma ya apa daya kantong saya ngga cukup tebal buat ngadoin kalian semua, hahaha.. memang kebetulan ada beberapa orang diantara temen2 saya itu yang saya prioritaskan, jadi beruntunglah hei kalian yang sempet dapet kado dari saya. yang lain mungkin juga kan dapet kado dari pasangannya.. ya kalo yang ngga punya pasangan tunggu tahun depan kali yaa.. mungkin tahun depan saya bisa ngasih kado buat kalian.

ini kok ngomongin ulang tahun sama kado melulu sih? sebelas kali ini banyak sekali hal2 yang berjalan jauh diluar ekspektasi saya. bermula dari ulang tahun seseorang yang malah berubah jadi tragis, sampai saya harus mengungsi keluar dari rumah saking enegnya. ada apa sih dengan orang2 itu, makin tua kok bukannya makin dewasa, malah makin kaya anak kecil. situ tua? jelas tambah tua. situ baik? ya kalo ngga baik, saya ngga mungkin sehat walafiat seperti sekarang ini. situ bijak? ngaca deh. begitu mudahnya persepsi saya selama ini tentang orang paling bijak sedunia hilang begitu saja. just like a finger snap. "snap!" gone.

kemudian, ah iya.. pintu itu tertutup lagi entah kenapa. persis dari hari ke dua di awal sebelas sampai hari ke dua sebelum akhir sebelas. saya pikir sudah bisa membuka sedikit demi sedikit dari sejak itu. benar2 ya sebelas kali ini mungkin semua isinya cobaan yang cukup berat dalam sejarah hidup saya. tak banyak update di friendster, tak banyak comment di blog, tak banyak e-mail di google, tak banyak obrolan di messenger, hanya sekedar hai dan bye. offline message pun kadang cuma dari orang2 yang tidak terlalu saya harapkan. ya untungnya juga sih mereka masih inget sama saya, hahaha.. paling males soalnya kalo ngga ada temen, mati gaya. yah intinya sebelas ini penuh cobaan.

anyway.. mendekati akhir sebelas kali ini, secara, saat saya menulis, waktu sudah menunjukkan jam 00:10, hari ke 30. sedikit angin segar mampir menyapa saya yang sedang dibayang2i kegelisahan. rasanya duabelas nanti saya percaya bahwa saya akan mendapatkan semangat baru, lepas dari sebelas yang penuh cobaan. tak sabar rasanya menunggu duabelas yang hanya tinggal kurang dari 24 jam lagi. akhir2 ini pun hobi musik saya tersalurkan dengan baik. mulai rajin menekan tuts2 piano lagi, mulai rajin memetik senar2 gitar lagi, dan mulai rajin ngabsen ke tempat2 arcade buat main GuitarFreaks dan DrumMania. ya kalo lagi kepepet main drum sama gitarnya pake PS2 di kantor lah. pokoknya semua harus semangat. ya ya.. yang kita butuhkan cuma kejujuran, saya setuju sekali. sejujurnya saya tidak ingin terlalu berharap, karena kalau terbang terlalu tinggi jatuhnya pasti sakit sekali. been there done that. tapi kalau masih ada waktu, mungkin kita bisa bertemu di saat duabelas menuju satu.

[Bondan, 1 Desember 2006, 00:01 AM, sambil membayangkan kelanjutan cerita Brandon dan Amelie.]