Thursday, December 27, 2007

you never asked | the hidden part

"Ndri, gue cabut ya?" kataku.


"ok man, see you tomorrow." kata Andri.


"sip." balasku.


aku pergi dari rumah Andri, kira2 jam 6. ya.. setengah 7 deh. langsung jalan ke rumah Kenichi, kayaknya belum kemaleman deh.. aku menyusuri jalan arteri pondok indah yang lumayan macet. dan sesekali mengumpat, kenapa sih busway keparat ini dibangun disini..? bikin tambah macet aja. karena bosan, aku mengeluarkan handphone.. kemudian menekan speed dial 2.. terdengar nada sambung..


"halo, eh, lo dimana?" tanyaku.


"eh gue lagi di TA" jawabnya.


"oh, lg ngapain?" tanyaku lagi.


"ngga sih, abis dari kantor, lagi jalan2 aja, eh gue lagi sama temen gue nih, ntar aja telpon lagi ya?" balasnya.


"oh ok deh.." jawabku.


dan aku menutup telpon.. kalau kalian semua pada penasaran barusan itu siapa, nanti ada kok penjelasannya, hehehe.. kemudian, kembali menghadapi jalan arteri yang macet berat.. setelah sampai di rumah Kenichi, aku kembali mengeluarkan handphone.. ya tentu saja untuk menelpon dia. memberi tahu bahwa aku sudah memarkir mobilku di depan rumahnya.


"halo, Ken, gue udah di depan rumah lo nih." kataku.


"eh, iya, siapa nih?" tanyanya.


"buset, ini gueeeh, Brandon." kataku.


"HAH? ya oloooh Be, lo didepan rumah gue?? aduuuh gue baruuu aja mo cabut. lo ngga telpon gue dulu sih, gue pikir lo ngga jadi kemari Be." jawabnya kaget.


"waduh, mo cabut kemana lo?" tanyaku lagi.


"ke citos. ada temen gue baru dateng dari australi, pengen ketemu dia." jelasnya.


"ooh yaudah deh ngga papa, gue pikir lo dirumah, hehe.. abis tadi lo bilang kan malem ini ngga kemana2. yaudah deh gue cabs lagi aja kalo gitu." jawabku.


"ah serius lo, ngga enak gue jadinya." katanya.


"ngga papa kok, lain kali aja gue pinjem DVD nya." kataku.


"sori banget ya Be, serius dah gw ngga tau lo mau kemari, soalnya tadi gw telpon hp lo ngga aktif. lagian temen gue dateng--" jelasnya.


"iya tadi hp gue lagi di charge, nevermind.. gue cabs yak?" potongku.


"trus lo mau kemana nih?" tanyanya.


"gampang lah, paling gue ke tempat gebetan gue." jawabku.


"beuh. sejak kapan lo punya gebetan? siapa? kok gue ngga tahu, kok lo juga ngga pernah cerita ke gue sih?" tanyanya.


"well.. you never asked.. udah ah gue cabut ya? takutnya ntar kemaleman." jawabku.


"hahahah.. ok deh ok.. sori banget ya Be." katanya.


"yo, ngga papa." jawabku singkat.


dan kemudian aku kembali menyalakan mobil. aku mengeluarkan handphone sekali lagi. kemudian menekan tombol speed dial 2. ya, aku mencoba menghubungi Priscilla kembali. terdengar suara operator..


"nomer yang anda tuju sedang sibuk.." terdengar suara si mbak-mbak voice mail.


kutunggu 5 menit.


kucoba sekali lagi.


"nomer yang anda tuju sedang sibuk.." si mbak-mbak voice mail itu menjawab lagi.


sekali lagi dapet piring nih, pikirku.


hmm.. she's on the phone. coba lagi deh, nanti. aku sampai di perempatan permata hijau. suasana jalan cukup sepi. aku mencoba menelpon sekali lagi.. masih sibuk.. sepertinya aku tak punya pilihan lain selain langsung mengarahkan mobilku ke karawaci. mudah-mudahan Priscilla belum pulang. setidaknya masih di jalan, itu harapanku.. suasana jalan yang sepi membuatku merasa sangat sendirian, kesepian. biasanya kalau aku sedang kesepian, aku nyetir. ya nyetir kemana saja kemanapun roda ban mobilku berputar. saking ngga ada kerjaan, aku pernah nyetir jam 1 malam hanya untuk mengitari tol dalam kota. sambil menyetel lagu yang membuat suasana semakin menghanyutkan. yang membuat dada rasanya seperti ditusuk seribu jarum. sesak, sakit. tapi asalkan setelah itu aku bisa menangis dan melupakan semuanya, tak apalah. aku membuka phonebook di handphone, mencoba menghubungi temanku yang lain, untuk sekedar ngobrol dan curhat, menemani perjalanan yang sepi ini. ah iya, sudah lama aku ngga nelpon Utha. kucoba menekan tombol dial. tapi ternyata handphonenya ngga aktif juga. list nama di phonebookku sudah habis, dan tak ada satupun yang bisa aku telpon untuk curhat. aku bingung. sama siapa lagi aku bisa curhat? oke. aku bukan orang yang mau menyesal kemudian dan berandai andai, "bagaimana kalau.." atau "seandainya saja.." jadi aku langsung tancap gas dan ngebut ke karawaci. mobil kupacu kencang dan tanpa sadar aku sudah memasuki gerbang tol karang tengah. there's no turning back now. masih jam 8, mungkin masih ada harapan Priscilla belum sampai di karawaci. aku tak peduli apapun outcome nya nanti, yang penting sampai disana dulu deh.


dalam perjalanan di tol setelah melewati karang tengah, bayangan masa lalu mulai mengisi benakku. aku sempat berpikir bagaimana caranya untuk bisa mendapatkannya kembali. this part of my life, i call it "being selfish". ya, ini bukan tentang dia, tapi tentang aku. aku butuh dia. untuk menemani hari hariku. mengisi kekosongan hatiku. entah kenapa lagu "john mayer - back to you" yang dari tadi kuputar tak bosan bosannya aku dengarkan berulang ulang. jatuh cinta? ya, mungkin. aku sendiri tak tahu. tapi yang pasti aku butuh dia. itu saja sudah cukup untuk jadi alasan kenapa aku ingin kembali padanya. bayangan dari tahun-tahun yang lalu terus menghantui. tahun pertama, aku mendapatkan ciuman pertamaku darinya. tahun kedua, ulang tahun ke 17 yang tak akan pernah kulupakan. tahun ketiga, kebersamaan kita di kampus. tahun keempat, dia melanjutkan S2 di australia. tahun kelima, saat aku kembali ke rumah, tiba tiba dia sudah menunggu di depan rumah, ternyata dia pulang dari australia. tahun ke enam, dia kembali ke indonesia untuk selamanya, tapi kita malah berpisah. dan ini adalah tahun ketujuh, hampir memasuki tahun kedelapan sejak aku berpacaran dengannya. pikiran-pikiran itu membuatku memacu mobilku makin kencang. hingga akhirnya sampailah aku ke karawaci. aku memarkir mobilku di benton junction. kenudian beranjak ke coffe bean and tea leaf. aku memesan tea latte, english breakfast. kemudian mencari tempat duduk di luar, supaya bisa merokok. untung malam ini tidak hujan, pikirku. aku membuka laptop, ah ada wi-fi gratis, aku pun menyalakan yahoo messenger, kemudian mencoba menelpon Priscilla sekali lagi..


"halo." sapaku.


"halo.." jawabnya dengan nada agak mengantuk dan capek.


"dimana lo?" tanyaku.


"gue udah di rumah.." jawabnya dengan suara pelan.


"oh.. ok.." kataku.


"eh nanti gue telpon lagi ya.. bentar." katanya.


"ok.." jawabku singkat.


aku terdiam sejenak. ternyata Priscilla sudah sampai di rumah. lalu apa yang aku lakukan disini? seperti orang bodoh. yup. this part of my life, i call it "being stupid". ditemani sebuah laptop, dengan kondisi baterai penuh. sebuah koneksi internet wi-fi gratisan, yang kadang putus-nyambung. secangkir tea latte panas, yang sepertinya akan segera dingin karena udara malam ini dingin sekali. sebungkus rokok, yang apinya harus kusambung terus karena aku lupa membawa korek, tertinggal di mobil. dan iTunes, dengan lagu "john mayer - back to you" yang kudengarkan lagi di laptop dengan headset. kecewa? mungkin. sedih, pastinya. sudah lama sekali aku tidak merasakan perasaan seperti ini. seperti ditusuk tusuk seribu jarum. ya seperti yang sudah kukatakan tadi. mungkin setelah ini aku akan kembali menyetir, tanpa tujuan. hanya menyetir dan mendengarkan lagu keras-keras, sampai akhirnya aku bisa menangisi ini semua, dan melupakannya. tak apalah. aku sempat chatting dan curhat dengan Cynthia, temanku yang sekarang sedang di australia, melanjutkan kuliah disana. hey, thanks for being there for me when i really need someone. awas lu kalo balik kemari ngga ketemu gue. dosa 7 turunan lo. hahaha.. selagi aku menulis tentang ini, rokokku sudah habis sebelas batang, dan aku mulai menyalakan batang keduabelas. udara makin dingin. aku melirik handphoneku. tak ada missed calls, tak ada sms. kosong. sepi. seperti suasana meja dan kursi coffe bean yang aku duduki malam ini. tak ada orang lain. hanya laptop, tea latte, handphone, iPod, dan rokok. oh iya, kunci mobil. hanya barang barang itu yang menemani. dan sepertinya akan segera aku bereskan karena internet wi-fi gratisan itu juga sudah dimatikan, bistro delifrance sepertinya sebentar lagi akan tutup. sama halnya dengan rokok keduabelasku yang sebentar lagi tutup, alias habis. huff.. duabelas batang rokok kuhisap dalam waktu kurang lebih satu jam..


tanggung ah, sebentar lagi tulisan ini akan selesai. jadi aku menyalakan rokok ketigabelas. expectation hurts sometimes. ibuku sering bilang, "kamu jangan suka berharap terlalu tinggi, nanti kalo jatuh, sakit." yah semua orang juga tahu tentang itu, tapi mereka masih berharap toh? jadi aku pikir tidak ada salahnya berharap. harapan akan terwujud bila kita berusaha, tapi akhirnya Tuhan yang menentukan. memang kadang kejam, tapi itulah yang terbaik untuk kita. kadang apa yang kita pikir baik menurut kita, belum tentu baik menurut Tuhan. mungkin kali ini aku kurang beruntung, tapi masih ada besok, dan lusa. who knows i might get lucky? shit. udara makin dingin, rokok ketigabelasku habis, tea latteku makin dingin. dan ini sudah jam 10:45. sudah ah, sambil aku menyalakan rokok keempatbelas, sebaiknya aku segera beres beres. aku menyalakan wi-fi laptopku untuk melihat apakah ada wi-fi gratisan lainnya yang bisa aku gunakan untuk mem-post tulisan ini. ternyata tidak ada wi-fi gratisan lagi. semuanya sudah dimatikan. oh well, mungkin aku post tulisan ini nanti saja dari rumah. baterai laptopku masih tersisa 30%. rokokku masih tersisa 6 batang, lumayan lah untuk teman di perjalanan nanti. dan tanpa kusadari lagu "john mayer - back to you" ternyata sudah kuputar 46 kali. entah sudah berapa kali hitungannya di iPod ku, soalnya sudah kuputar sejak tadi di mobil. oke. rokok keempatbelasku habis. aku mematikan rokok, menghabiskan tea latte, dan beres-beres, and this time it's for real. i'm outta here..


[Brandon Ruffian, Karawaci 26 Desember 2007, 10:50 PM]

cigs remaining : 6 unit.

tea latte : finished.

battery life : 25%.
weather : freezing.

Tuesday, August 07, 2007

catatan antara tujuh dan delapan | infinite loop

hidup. sebuah perjalanan berputar yang ngga ada habisnya, selalu berputar. orang lahir, dari kecil, berkembang remaja, dewasa, menikah, dan akhirnya melahirkan anak lagi. maka perjalanan hidup pun dimulai lagi. perjalanan yang kita lakukan tentunya menuju ke arah yang lebih baik. memang, kita selalu ingin yang terbaik untuk hidup ini. makanya, kita perlu berusaha. ujungnya usaha cuma ada 2 kok, gagal atau sukses. pengen ngga sih, kalo nanti punya anak, misalnya anak kita ditanya, "papa kamu siapa sih?". pengen ngga sih, kita ngasih tau anak kita dengan bangga, bahwa kita ini orang2 yang sukses? semua orang tahu, yang namanya sukses, itu harus gagal dulu. kalo ada orang sukses ngga pake gagal, cerita hidupnya ngga akan seru. paling2 cuma 2 baris. ya, nama saya A, saya lahir tahun sekian, kemudian tahun sekian saya langsung sukses, dan masih sukses sampai sekarang. gubrak amat. semua orang juga tahu, orang gagal itu, berhenti lebih cepat. tapi orang sukses, di tengah kegagalannya, dia bertahan lebih lama, mengumpulkan kekuatan untuk bangun lagi.

harusnya kita semua malu sama anak umur 2 tahun. anak umur 2 tahun, baru bisa apa sih? yaelah, baru bisa belajar jalan. tapi emangnya anda pernah liat anak kecil yang baru belajar jalan, berhenti belajar sebelum dia bisa jalan? kalo semua orang kaya gitu, wah, dunia kiamat. anak kecil itu ngototnya setengah mati. minta ini itu ngga dikasih, ngambek. belajar jalan, walaupun berkali2 jatoh, sampe nangis meraung2, tetep aja jalan terus, sampe dia bisa jalan sendiri. tentunya dengan bantuan dan support dari orangtuanya, yang selalu mengatakan "ayo jalan, kamu pasti bisa!". yah itulah orang tua. mereka ngga akan berhenti2nya mendukung kita, sampe kita sukses. tapi kita? makin gede bukannya makin ngotot, yang ada malah makin males. coba aja, ngga usah jauh2, di sekolah kita dapet ranking jelek, langsung bolos 3 hari. di kampus dapet IP jeblok, masa bodo, ngga masuk kuliah 3 minggu. kerjaan numpuk, dimaki2 sama bos, deadline ngga kelar2, bawaannya pengen ngabur, melepaskan diri dari semua masalah itu. bahkan kadang ditolak cewe aja rasanya pengen bunuh diri. buset. bayangin aja kalo anak kecil lagi belajar jalan, terus jatoh, terus nangis meraung2 bilang "huaaa.. ngga mau belajar jalan lagi, sampe kapanpun juga ngga akan bisa, mau bunuh diri aja!!" buset. dunia bener2 kiamat kalo gitu caranya. nah, makanya tadi saya bilang, harusnya kita malu sama anak umur 2 tahun.

musuh besar dari kehidupan yang luar biasa, adalah kehidupan yang nyaman. kita ngga akan pernah sampai ke kehidupan yang luar biasa kalo kita terus2an berada di zona nyaman. inilah yang membedakan orang gagal dengan orang sukses. memang, keduanya sama2 punya waktu 24 jam dalam 1 hari. orang gagal, sepanjang waktu, selalu berada di zona nyaman. bedanya dengan orang sukses, orang sukses pasti akan rela menunda kenyamanan demi mengejar kehidupan yang luar biasa. orang gagal adalah orang yang selalu bilang sibuk, padahal dia punya banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan. diajak ikut seminar, ah saya sibuk. diajak mengembangkan bisnis, ah saya ngga ada waktu ngurusin begitu2an. coba bayangkan, bangun jam 9, berangkat ke kantor jam 10, sampai di kantor jam 11, makan siang jam 12 sampe jam 3, lalu pulang kantor jam 5, nonton tv sampe larut malam, kemudian tidur. besoknya bangun lagi jam 9. nyaman kan? serasa jadi bos. emang bener, nyaman. tapi, emangnya kita bos? bisa seenaknya? tunggu di PHK deh, baru tau rasa. tapi orang sukses, di sela2 kesibukannya dia rela mengorbankan waktu luangnya, untuk menata kehidupan yang lebih baik. coba bayangin, rela ngga kita malem2 jam 10 masih baca buku pengembangan diri? rela ngga jam 2 pagi solat tahajud? rela ngga jam 4 pagi solat subuh? rela ngga bangun pagi jam 6? rela ngga berangkat beraktifitas jam 7? rela ngga kita kerja keras 2 sampai 5 tahun ini untuk mewujudkan rencana masa depan yang lebih baik?

saya ingin berbagi sebuah prinsip yang saya ciptakan sendiri, dan selalu saya tanamkan di kepala saya, di dunia ini ngga ada orang yang pintar atau bodoh. yang ada hanya : "tahu lebih dulu". bayangin aja anda waktu TK. emangnya anda begitu masuk TK langsung tau 1+1 berapa? atau ngga, begitu naik kelas 4 SD emangnya anda langsung tahu rumus phytagoras itu apa? kalo emang iya berarti saya ngga tahu anda makhluk planet apa. caranya kenapa anda bisa tahu, itu ya dikasih tahu, oleh orang yang tahu lebih dulu. dalam hal ini guru. ok katakanlah si A belum diajarkan guru tapi udah tahu rumus phytagoras itu apa. kenapa bisa begitu? mungkin dia tahu lebih dulu dari buku pelajaran yang dia baca. kenapa dia bisa baca duluan? mungkin dikasih tahu oleh orang tuanya, bahwa kalo mau berhasil di sekolah, selain belajar sama guru, belajar sendiri baca2 buku pelajaran. semua perbedaan yang kita temui di dunia ini, ngga lepas dari satu hal itu. yang membedakan pengetahuan orang yang satu dengan yang lainnya, semata2 hanyalah karena salah seorang dari keduanya, "tahu lebih dulu". lalu poinnya apa? ya what's the point gitu loh? poinnya, kalo ada orang yang lebih tahu daripada anda, bertanyalah kepada orang itu, dan orang2 yang juga tahu lebih dulu. walaupun anda tahu belakangan, kalo orang lain bisa, berarti setelah tahu, ANDA JUGA BISA!

saya punya sedikit saran untuk menghadapi kegagalan. saat kita gagal, orang cenderung menjauhkan kita dari kegagalan tesebut, ada yang dengan cara baik2. seperti : "udah kamu ngga usah coba lagi, nanti kamu gagal lagi, ntar pusing lagi, sakit lagi" dan sebagainya. ada juga yang ngasih taunya dengan celaan dan ejekan, seperti misalnya : "tuh kan gue kate juga ape. ngga mungkin bisa dah lu! nih potong kuping gue kalo lu bisa sukses jalanin beginian!" nah kan, ditawarin potong kuping tuh. sekarang anda inget2 tampang orang yang ngejek anda itu, kalo perlu difoto dan dicetak atau disimpen di hp anda. setiap anda merasa down atau putus asa, inget2 wajahnya, atau liat fotonya. lalu katakan ini dalam pikiran anda : "ini nih yang ngejek2 gue pas gue jatoh. kalo gue tetep down terus, berarti gue kemakan omongan dia dong? berarti gue percaya sama omongan dia dong? berarti gue rela dong diejek2 dia, bilang bahwa gue gagal?" kalo anda masih percaya bahwa andalah yg paling bener, pasti anda akan bangkit lagi. sekarang terserah anda, mau membenarkan omongan orang yang mengejek anda, atau membenarkan omongan diri sendiri?

[Bondan, 7 Agustus 2007, 16:53 PM, sambil mengambil langkah pertama dalam perjalanan 1000 mil menuju sukses]

Saturday, July 07, 2007

catatan antara enam dan tujuh | shit happens

"now the words completely do not work at all, you're left with nothing, you're throwing punches underwater, you're.. done."
- John Mayer, Any Given Thursday.

"if it doesn't kill you, then it'll only make you stronger."
- a friend.

"love sucks."
- me.

shit happens. sorry, i just don't feel like writing.

Friday, June 01, 2007

catatan antara lima dan enam | the phone that never rings

foto dan motret. itu saja yang ada di pikiran saya selama lima ini. tak habis2nya saya bereksperimen dengan yang namanya cahaya. ya, melukis dengan cahaya. begitu banyak yang belum saya "tahu", dibandingkan dengan teman2 saya yang lain. padahal, keinginan untuk memotret sering sekali menyerang saya di saat2 yang ajaib. suatu hari saya bangun jam 5 pagi, lalu setelah sholat subuh, saya bela2in manjat genteng sambil nenteng2 kamera dan tripod. lalu di suatu hari yang lain, saya pergi berdua sama teman saya ke bukit sentul. ya. pagi2 buta jam 4, dua2nya saya lakukan cuma buat nyari sunrise. dan masih saja ngga memuaskan keinginan saya untuk dapet hasil foto yang bagus. i wanted more than just this. but thanks a million for keeping me accompanied though. thanks ya Ri. jadi kapan kita hunting dadakan lagi? cipularang yuk? hahaha. ada lagi cerita saya ke bandung, dadakan juga. berikut cuplikan singkat percakapan saya dengan teman saya.

~bondanrastika : nar
~XDirtyLittleSecretsX : oit
~bondanrastika : lo di bandung kan?
~XDirtyLittleSecretsX : io
~bondanrastika : eh besok gw ke bandung hahahahahh
~XDirtyLittleSecretsX : ktemu boii
~bondanrastika : lo besok ga ada kerjaan?
~XDirtyLittleSecretsX : ga. mau motret?
~bondanrastika : mauuuuuuuuuu
~XDirtyLittleSecretsX : hahahaha

alhasil jadilah saya berangkat hari itu ke bandung. begitu nyampe, saya langsung menjemput Nara dan kita berangkat ke lokasi, lalu setelah pemotretan selesai, kita lanjut makan, hahaha.. pasti kaget kalo tahu saya pesen apa aja. let's see.. Beef Gordon Bleu (disajikan dengan sedikit spaghetti dengan saus tomat dan daging cincang) eits, bukan itu aja. setelah Beef Gordon Bleu selesai disikat, saya langsung memanggil mas mas nya, lalu pesen Spaghetti Carbonara. hahaha.. walaupun namanya keren, tapi rasanya lebih mirip mie goreng telor keju. hahaha.. gawat. saya makan seperti orang kesurupan. tapi tetep aja ngga gemuk2. sempet ngga bisa bangun beberapa saat. berhubung tempatnya rada rame dan yang baru dateng pada ngga kebagian kursi, jadi kita dengan penuh kesadaran pergi dari situ, hahaha. anyway, kembali lah kita ke rumahnya Nara, maksudnya sih saya mau balik ke jakarta besok pagi2 setelah hunting foto sunrise. berhubung malemnya online di warnet sampe jam 2 pagi, kemudian di rumah masih begadang ngedit2 foto sampe jam 4. padahal tinggal 1 jam lg berangkat, tapi ini mata sama badan kok rasanya berat amaaat. yah, jadilah kita berdua molor dengan santainya. lewat lah itu sunrise, tapi emang lagi mendung dan ujan sih, jadi ngga papa juga sih molor. soalnya sesampainya di jakarta saya masih harus mengerjakan rekaman lagu bareng temen2 yang lain. jadi mending istirahat deh.

a bit about my life recently, sepi. tidak begitu banyak panggilan yg bikin handphone saya berdering, atau sms yg bisa bikin isi inbox saya lebih dari 10. tidak banyak pula yang terjadi di Friendster, di deviantArt, di Blogger, atau di Forum. tidak banyak orang yang bisa diajak ngobrol di yahoo messenger, ataupun msn. e-mail pun hanya datang dari milis alumni SMA dan forward2-an lucu2 dari teman2 saya. selebihnya tidak ada yg spesial. belum ada "foto baru" yang biasanya selalu saya pajang di meja saya. maksudnya foto pacar saya, gitu. berhubung ngga punya, jadi ya ngga ada yg dipajang. belum ada ide baru untuk menulis lanjutan "you never asked". hmm, mungkin bocoran sedikit nih ya, setelah Amelie Ashcroft, ada Nikki Danielle Ambersong, lalu nanti ada Daphne Finnigan, wah siapa ya itu? hehehe tunggu saja kelanjutannya, Daphne masih lama kok munculnya. by the way, saya sekarang pindah ke kamar baru lhoo. well.. setelah kamar saya yg lama dikorbankan buat melebarkan garasi dan ruang tamu. akhirnya dikasih kamar baru di atas garasi, hahaha. dan kemarin baru saja pasang AC, huhuhu dinginnya mantap cihuuuy.. kalau malam, jendelanya dibuka, lumayan dingin juga. sekalian bisa duduk di kasur dan ngerokok dari situ. hahaha. kalo ketauan mama saya ngerokok di kamar, pasti digantung. sebelum saya sempat mengeluarkan pernyataan defense apapun, pasti beliau langsung berteriak "Bon!!! kalo ngerokok diluar dong!!!" hmm.. despite of inspite of all this and that, yah intinya lima kali ini memang sepiii sekali.

suatu malam di akhir lima saya sempat terdiam saat ingin memejamkan mata dan tidur. entah apa yang saya pikirkan, tanpa sadar, diluar keinginan saya, tiba2 dada ini serasa ditusuk2. sesak. merinding. gemetar. mata ini berair. kemudian pipi terasa basah. tak tahu kenapa tiba2 banjir begitu saja. mending kalau cuma ditusuk. rasanya lebih mirip ditusuk pakai pisau, lalu pisaunya itu digoyang2kan di dalam. kebayang ngga sih gimana rasanya? kalau jatuh cinta rasanya sesakit ini, sumpah, saya ngga akan mau jatuh cinta lagi. ever. hampir tiap malam saya mem-brainwash otak saya dengan lagu itu. "i'm not in love, i don't wanna fall in love, i don't wanna talk about love, i don't wanna hear you cryin 'bout love". sampai sekarang, lagu itu sudah diputar sebanyak 903 kali. (oh my god. am i that desperate?) sampai sekarang pun perang itu masih berlanjut. antara "saya yang masih mencari2 celah untuk mendapatkan cinta" dan "saya yang berusaha membunuh perasaan suka itu". saya sendiri ngga tahu, saya yang sekarang ini saya yang mana? tapi satu yang pasti saya tahu. bukan diantara dua itu. karena saya masih bingung mau memilih jalan yang mana. tauk ah. pusing.

people change, nobody's perfect. as well as in life, there's no such thing as perfect life. be optimist, but not overconfident. you can't always tell yourself "i can do this! i won't give up!". in other words, know your limitations. know when you have to give up, stop, learn your mistakes, and then start all over again.

[Bondan, 1 Juni 2007, 04:04 AM, listening to "not in love", over, and over, and over again..]

Thursday, May 24, 2007

harus berapa kali

harus berapa kali.
aku jatuh lagi.
hingga aku bisa mati.
ditelan bumi.

musnah!!!
mampus!!!

aku lelah berteriak.

mitokondria di tubuh ini sudah mati.
hemoglobin di darah ini sudah berhenti.

mata ini tertutup, terkunci.
begitu pula hati, dan hati.

aku lelah, retak.

waktunya tidur.
tapi aku tak tahu kapan HARUS, AKAN, bahkan BISA bangun lagi.

bondanrastika@24/5/07 - 00:15 AM [sedang TIDAK ingin bercinta]

Wednesday, May 23, 2007

not in love

i'm not in love
i don't wanna fall in love
i don't wanna talk about love
i don't wanna hear you cryin 'bout love

cos i'm not in love
so tired of being in love
i don't think i'm ready for love
you'll never understand my love

monday morning
i woke up right after the ring of my phone
you came right in
just when the rain starts to pour on my home

tiny spaces
i threw myself inside the room for squares
funny faces
there's more to think than others have to share

so you better pack your bag
cos my heart's already cracked
don't you dare to come back
cos i've told you oh so many times that

i'm not in love
i don't wanna fall in love
i don't wanna talk about love
i don't wanna hear you cryin 'bout love

cos i'm not in love
so tired of being in love
i don't think i'm ready for love
you'll never understand my love

[Bondan, Rabu 23 Mei 2007, 11:11 AM, a song for Daphne Finnigan]
song available for download here

Monday, May 14, 2007

you never asked | part seven

aku berjalan keluar coffee shop. sudah jam 4 sore. lebih baik aku buru2 pergi ke rumah Mr. & Mrs Ashcroft. lumayan juga sih makan malam gratis. siapa juga yang mau nolak. sepertinya jalan kaki dari sini ke rumah itu cukup 1 jam. jadi aku bisa sampai disana pas jam 5 sore, pikirku. hmm.. kira2 si Danisha mau minta bantuin apa ya? aku jadi ingat, dulu aku dan Daryl pernah jalan kaki dari kampus sampai rumahnya. gara2 mobil warisannya itu mogok di parkiran kampus. dan Honda Civic tahun 1993 itu juga nyaris bikin kita nginep di kampus. waktu itu Daryl sangat panik, dan kalo Daryl lagi panik mukanya akan terlihat sangat bodoh. setelah 3 jam mengutak atik mesin mobilnya, ya dengan ke-sok-tahuan Daryl tentunya. (orang IT kok nyoba2 jadi orang bengkel.) akhirnya dia menyerah dan kita berjalan kaki pulang ke rumahnya. soalnya waktu itu aku masih menumpang di rumah Mr. & Mrs Ashcroft. kalau tidak salah beberapa bulan yang lalu akhirnya mobil itu dijual. padahal interior dan eksteriornya lumayan rapi, untuk ukuran mobil yang sudah berumur hampir 15 tahun. warnanya putih dengan strip hitam di tengah2 body nya. persis seperti mobil yang ada di pinggir jalan itu. eh? kok mobilnya berasap? aku mendekati mobil itu, aku tak bisa melawan keingintahuanku akan apa yang sedang terjadi. tunggu dulu.. mobil Daryl yang dulu ada stiker MIT nya di bagian kaca belakang.. hmm? benar ini stiker MIT.. lalu siapa yang mengendarai mobil ini? yang pasti bukan Daryl ataupun Mr. Ashcroft. tidak mungkin. kalaupun benar ini mobilnya Daryl yang dulu, mobil ini sudah dijual ke orang lain. aku melihat ke bagian kursi pengemudi. hmm.. kosong. tidak ada orangnya. hmm? sepertinya aku mengenali tas itu.. oh my god! itu kan tasnya Amelie! aku yakin sekali karena tadi dia membawa tas itu. spontan aku langsung menelpon si pemilik mobil ini. ya, Daryl.

"hello, D. did you remember your civic?" tanyaku.

"yeah, but what's with that question all of a sudden?" jawabnya agak bingung.

"cause i saw it. in fact, i'm looking at it right now." jelasku.

"yeah, so?" jawabnya, masih terdengar agak bingung.

"it's wrecked. looked like it went to an accident just now, the engine was still covered in smokes." kataku.

"WHAT!! did you said it was wrecked!?" jawabnya, aku harus menjauhkan telepon itu dari telingaku, hampir saja telingaku pecah mendengarnya.

"yup, no doubt about it. and one thing that's been bothering me." kataku.

"well, what is it?" tanya Daryl.

"Amelie's purse was inside. that's one more last thing i'd be doubting." jawabku.

"well, you see. when my dad decided that we should sold the car, Amelie somehow heard it. and then she bought it." Daryl menjelaskan.

"so it IS Amelie's car that i'm looking at?" aku memastikan.

"yes, no doubt about it as well." jawabnya. suaranya terdengar yakin sekali.

"and why in the world you never told this to me?" balasku.

"i just thought.. you never asked.." jawabnya singkat.

"tch. i'm going to hang up now, think you had an idea where she could have been brought to? a hospital or medical center maybe?" tanyaku.

"hmm.. where are you now?" balasnya.

"just passed the Vassar St. junction." kataku.

"have you tried going to MIT Medical Center? it's near where you are, why don't you try to look for it. oh, and.. i'll be there as soon as i can too." jawabnya.

"great. i completely forgot about that building. thanks D." kataku.

"i'll look out for the car, you just worry on Amelie, 'kay?"

"ten-four. roger that. let's mosey."

"ten-four? lets mosey? what the? [phone hang up] argh, dammit you B. yo Sean, trouble big time. we gotta run." kata Daryl pada Sean.

"aye cap. where to?" tanyanya.

"Vassar St. junction" jawab Daryl.

"right behind ya." jawab Sean singkat.

oh my god. aku tak bisa berhenti membayangkan apa yang terjadi pada Amelie. kalau dilihat dari kerusakan yang terjadi pada mobil itu, bagian pengemudinya memang tidak seberapa parah, tapi bagian kanannya seperti habis diterjang truk yg besar sekali.. mudah2an kejadiannya bukan seperti itu, menyeramkan sekali.. sambil berjalan menyusuri Vassar St. menuju MIT Medical Center aku mengetik sms untuk Mrs. Ashcroft. Sorry ya Danisha, aku ngga bisa bantuin kamu malam ini.. dan aku juga harus skip tawaran dinnernya. duh. padahal kantong lagi kosong, kan lumayan, pikirku dalam hati.

Hi, Mrs. Ashcroft, first of all i'm terribly sorry. i'm afraid i can't come to your house tonight. please tell Danisha too, i'm sorry. there's been an urgent matter. i'm sure you knew Amelie Ashcroft. well, i just met her this morning, and unfortunately she had just ran into an accident. i haven't know all the details yet, but i'm searching for her right now. i'm going to MIT Medical Center. Daryl and Sean are on this too. they're going to Vassar St. junction to look after the car. that would be all for this matter. i promise i'll make it up later on another day. send my best regards to Mr. Ashcroft and Danisha.

aku mengetik sms sambil jalan, dan kadang2 berlari kecil. jadi yah.. maklum aku jarang sekali melihat ke depan.. sesekali aku tak sengaja menabrak orang yang ada di depanku, dan mereka berteriak "hey! watch where you're going!" sementara itu aku terus berjalan menuju MIT Medical Center. ok, sms sent. dan pas sekali aku sampai di MIT Medical Center. sepertinya aku harus menyeberang jalan. tanpa berpikir panjang aku menyeberang jalan. di tengah2 penyebranganku, terdengar suara ban mobil mencicit. ok, err.. suaranya semakin dekat.. OH MY GOD! aku melihat ke sebelah kananku, dan sepertinya aku tidak sempat menghindar. dammit. apa aku juga akan mengalami kecelakaan? mobil itu semakin dekat, semakin dekat, bunyi remnya semakin kencang. sampai akhirnya bunyi itu berhenti tepat di depan kakiku. bempernya nyaris bersentuhan dengan celana jeans yang kupakai. aku sempat terdiam beberapa saat, begitu pula dengan pengendara mobil itu. kemudian aku memberanikan diri untuk menghampirinya. ternyata seorang perempuan. dan dari penampilannya, sepertinya umurnya tidak jauh beda denganku.

"listen, i'm very sorry, but i'm in a REAL hurry. if you want anything, you can find me here." kataku sambil menyerahkan kartu namaku kepada perempuan itu.

kemudian aku melanjutkan berjalan ke MIT Medical Center. hmm.. let's see.. emergency.. ah, ini dia.. harusnya ada lobby di sekitar sini. setelah berjalan sedikit aku menemukan lobby bagian emergency.

"excuse me, how may i help you?" kata suster yg sedang jaga.

"right, umm, i am looking for a person named Amelie, Amelie Ashcroft, i believe she got an accident just not long ago. i'm not sure that she was taken here though, so basicly i just want to check, because this is the nearest place that she could have been brought to.." jelasku.

"please hold on a moment." kata suster itu.

kemudian si suster itu menyibukkan dirinya dengan telepon. entah siapa yang dihubunginya, tapi aku yakin dia sedang membantuku mencari Amelie. oh shit. by the way, disini dinginnya minta ampun. ah, aku lupa membawa jaketku. sepertinya tertinggal di cafe tadi. ugh. aku hanya bisa mengusap2 lenganku sambil melingkarkannya di depan dadaku untuk meng-counter dinginnya AC di MIT Medical Center. dammit. kenapa sih mereka selalu pasang AC dingin2. dasar bule.

"well, you were lucky, umm sort of.. in any case, she was indeed brought to here." kata si suster jaga itu.

"really? so where is she now?" tanyaku.

"i believe she's still in the emergency room. i'm sorry i don't have any information on which room she might be, but you can wait for her at the waiting room. just past this corridor, turn right, and you'll see a waiting room there." jelas suster itu.

"thank you. thank you very much." kataku.

"your welcome." kata si suster.

aku berjalan menyusuri koridor, kemudian menemukan ruang tunggu yang dikatakan oleh si suster tadi. ok, sekarang waktunya mencari dimana Amelie. satu persatu aku mengintip ke jendela kamar, berharap bisa menemukan Amelie di salah satu kamar itu. dari jendela kamar pertama terlihat seorang laki2, sepertinya sedang bersama anaknya. hmm bukan. aku melanjutkan ke jendela kamar kedua. dammit. tirainya tertutup. sial. aku harap itu bukan Amelie. karena kalau tirainya tertutup pasti sesuatu yang gawat sedang terjadi di kamar itu. hey, makanya disini namanya Emergency Room kan? hmmmh.. aku meninggalkan jendela kamar kedua, untuk saat ini, mungkin nanti akan kulihat lagi. lanjut ke jendela kamar ketiga. ada seorang perempuan disana, hmm.. hanya terlihat dari belakang. sepertinya sedang duduk di atas kasur. tak ada dokter disana, jadi mungkin perempuan ini sedang menunggu dokternya. hmm? aku sempat berarap bahwa perempuan itu adalah Amelie. bukan hanya aku menemukan dia, tapi juga berarti tidak ada cedera serius yang dialaminya. buktinya sekarang saja dia sudah bisa duduk2 santai di atas kasur sambil menunggu dokternya. oh, dokternya masuk ke kamar. ah, dia berpaling ke arah sini.. aaahhh.. bukan Amelie ternyata. aku tak bisa menahan kekecewaanku. apalagi setelah melihat kamar ke empat, yang tirainya juga ditutup. mungkin saat ini aku hanya bisa menunggu di waiting room ini. semoga saja tidak terjadi apa2 pada Amelie. well, ngga mungkin juga sih, ngga terjadi apa2. at least kalau memang terjadi apa2, mudah2an tidak terlalu parah.

come to think about it.. untung barusan aku juga ngga kenapa2. hampir saja aku dibawa kemari, kalau mobil tadi itu menabrakku, sudah pasti aku akan dibawa juga kemari. ngga kebayang deh kalau aku juga sampai dibawa kesini. aku melihat sekeliling, tentunya masih sambil mengusap2 lenganku, dinginnya masih menusuk sampai tulang. pantas saja, ACnya ada dimana2. no wonder it's so cold here. hmm? what's that? aku melihat peringatan, gambarnya seperti handphone dan ada tanda silang nya, kalau di Indonesia, seperti tanda dilarang parkir, tapi huruf P nya diganti gambar handphone. oh iya, aku mengeluarkan handphone ku. lebih baik aku mengganti profile nya jadi silent, sebelum dia berdering dan aku dikeluarkan dari ruangan ini karena membuat onar, hahaha. lho? ternyata profile nya sudah silent. hey. 2 missed calls? pantas aku tak sadar.. karena sejak tadi handphoneku sudah aku silent. ah iya. aku ingat, aku membuatnya silent saat bertemu dengan Amelie di cafe, pagi ini. ok, kita lihat siapa yang miss call. 1 dari Daryl. ah, kalau Daryl sih, nanti aja. paling juga nanti dia telepon duluan. 1 lagi? hmm? sepertinya local number, bukan dari Indonesia. ah iya, mungkin pengendara mobil yang tadi. mungkin dia ada perlu denganku. mumpung aku sudah menemukan dimana Amelie, tinggal menunggunya, mungkin aku menunggu diluar saja untuk sementara ini. sekalian merokok, dan menelpon pengemudi mobil yang tadi. lagipula di dalam dinginnya tidak normal, brrr. sesampainya di luar MIT Medical Center, aku menelpon nomor yang tadi.

"hello, this is Brandon Ruffian speaking.. i believe you just called to this number, am i right? how can i help you?" kataku.

"yes, i did called. this in Nikki speaking. Nikki Danielle Ambersong." jawab suara di seberang sana.

Wednesday, May 09, 2007

crap..

Mood: Sadness
Listening to: nomor yang anda tuju sedang tidak aktif..
Reading: my last sms, just to be sure it was delivered
Watching: my inbox, which is still empty, no replies
Playing: Resident Evil DS, die you zombies, die!!!
Eating: krupuk udang
Drinking: es teh manis

really..

what is wrong with me?

or..

what is wrong with you people?

i feel like..

crap..

argh..

just.. leave me alone for a while..

oh, right.. you all already did, i forgot..

Tuesday, May 01, 2007

catatan antara empat dan lima | trying to get things done, my way

sangat menyenangkan sekali bukan? saat segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. dan ya! saya bertemu dengan orang2 baru. (lots of them, mind you..) dan mereka semua ramah2 sekali. senang sekali bisa ikut bergabung dengan mereka. salah satu dari mereka berhasil meracuni saya untuk kembali menggilai fotografi. huh. saya tak mau kalah. akhirnya saya berhasil mengompori teman saya itu untuk membeli macbook, hahaha.. welcome to the club, mbul. akhirnya kesampean juga kan? ngga rugi deh beli macbook. perlu saya bilangin lagi alasannya kenapa? sampe kamu budek juga saya ngga keberatan (lho?) wah, masih banyak sekali orang2 yang "tahu lebih dulu" daripada saya. pun tidak cuma satu dua hal, tapi banyak. kalau begini saya juga harus "tahu tentang semua yang mereka tahu" walaupun telat, datengnya belakangan, tapi gak papa. it's never too late to learn though.

singkat cerita, berkat racunnya si mbul (sapi dari perth) saya kembali mengoprek2 kamera. maksudnya mendalami ya, bukan mempreteli satu2 dan memasangnya lagi sesuai buku petunjuk. bisa 10 tahun gak kelar2. so about taking pictures.. frankly, i really love taking pictures about skies. but the sky's been boring lately, hahaha.. so i've decided to go to places i've never taken pictures before, and made it looked like photojournalism. it's cool. and this new "mobile office" thing is helping me a lot. waktu saya sedang nongkrong di starbucks citos, saya sempat ditelpon salah seorang teman saya. dia bertanya "lagi dimana lo?" lalu saya jawab "di kantor." lalu sebelum dia beranjak untuk menghampiri saya ke kantor yang lama, saya langsung berkata "kantor gw pindah lho, skr di starbucks citos." dia sempat terbengong2 heran sebelum saya akhirnya saya menjelaskan tentang ini. ada juga cerita menarik tentang seseorang dari masa lalu. yang akhirnya sudah bisa saya temui dan ber-haha-hihi sambil minum kopi, laughing about this and that. menggila. saya memanggilnya "miss-maybe-sometime-we-can-grab-a-cup-of-coffee-and-laugh-about-us", haha! and she's been nice, so i think there's no reason to be un-nice. ya Prit?

about something i learned these past few days, jadi orang jangan terlalu pesimis, dikit2 harus berani ngambil resiko. kalau takut gagal, mau sampai kapan takutnya? kapan mau belajar menghadapi kesalahan dan belajar dari kesalahan itu. toh juga ngga ada yang menuntut kita untuk selalu sempurna kok. namanya juga manusia. justru karena kita manusia itu makanya sometimes we're capable of doing something wrong, and eventually learn from it. (stop me. i'm starting to sound like my dad.)

anyway! saya kembali menulis cerita tentang Brandon Ruffian. yeah, i know, after a veeerrryyy long time. thanks to si mbul yang kekeh banget jam 11 malem masih merengek2 minta lanjutan ceritanya.. dan sepertinya masih banyak kejutan yang akan muncul di cerita ini, (saya juga mbacanya makin lama makin seru, hahaha.. ngga nyangka banyak yang nge-fans juga..) also thanks to Daryl and Sean, yang selalu setia menemani Brandon (lho apa hubungannya?) anyway, thanks to all my deviantART friends, The-So-Called-Outcasts gank, si mbul, si begeng, si item, si tembem, si oink, yang punya Yoi Bondi, miss-maybe-sometime-we-can-grab-a-cup-of-coffee-and-laugh-about-us, my Nintendo DS Lite.. yang selalu jadi pelarian kalo lagi blank dan ngga tau mau nulis apa.. hahaha.. and all my friends out there. so? let's. get. things. done. my way! yaay!

[Bondan, 1 May 2007, 1:04 PM, sambil merem melek karena bangun, dan kepanasan gara2 AC nya kamar aji dimatiin..]

Thursday, April 19, 2007

you never asked | part six

Brandon Ruffian. 16 tahun. Kelas 3 IPA 2. hari itu aku datang ke sekolah jam 6:30. Dani sudah ada di kelas, tapi Aryo belum datang. padahal dia piket hari ini. anehnya, tak ada satupun anak yang mencoba menggodaku setelah kejadian kemarin. biasanya kalo ada yang ketauan naksir gitu langsung digosipin dan digoda-godain abis-abisan. well, maybe it's just my luck. pagi itu aku sangat tidak bersemangat. aku tidak beranjak dari mejaku sedikitpun, hanya menaruh dua tangan di atas meja lalu membenamkan kepalaku di tengah-tengahnya. jam 6:50. kelas sudah ramai. tapi ada satu orang yang hilang, dan satu orang ini biasanya sangat menyita perhatianku. Chika. Chika belum datang. dan ini sudah hampir bel masuk jam 7. ah, mungkin hanya terlambat biasa. tapi biasanya jarang sekali Chika terlambat. Aryo sampai di sekolah bersamaan dengan bel masuk dan sempat mengundang wajah seram Bu Rahma karena mencoba menyelinap masuk ke dalam kelas saat dia sedang memeriksa daftar absen.

"pagi Bu. maaf saya terlambat." kata Aryo di depan kelas.

"kenapa kamu terlambat?" tanya Bu Rahma.

"biasa Bu, macet." jawab Aryo polos.

"ya semua orang juga tahu Jakarta macet, makanya lain kali berangkat lebih pagi. pasang itu jam di jidat kamu, biar nggak terlambat lagi." kata Bu Rahma.

"ya Bu." jawab Aryo pasrah, kemudian berjalan ke tempat duduknya.

pelajaran pun dimulai. sesekali aku memaksakan diri untuk menengok ke belakang, melempar pandanganku ke arah mejanya Chika. mau ngga mau memang harus berpapasan dengan mukanya Dani. untungnya sebelum Bu Rahma sempat melempar kepalaku dengan penghapus papan tulis, aku sudah keburu kembali menengok ke depan sambil memegang tip-ex yang kuambil dari mejanya Dani. itu juga gara2 pelototan matanya Dani, yang seolah2 mengisyaratkan "heh. Bu Rahma ngeliatin tuh. liat ke depan sono! nih tip-ex." tampaknya Bu Rahma hari ini sedang agak2 senewen. apalagi ditambah Aryo yang telat masuk. untungnya pelajaran Bu Rahma tidak begitu membosankan. bel pergantian pelajaran pun akhirnya berbunyi. dan Chika masih belum datang juga.

"man, kenapa lo? dari tadi diem aje. ngga ke kantin lo? jajan? nitip permen dong gue." kata Dani.

"ogah ah, males. males ngapa2in gue." jawabku singkat.

"ah ngga asik loo.. eh guru guru guru." ujar Dani.

dan kemudian seluruh kelas berdiri memberi salam kepada Pak Budi. namun tidak lama kemdian, datang 3 orang, sepertinya anak kelas 2, yang bertugas menarik amal untuk masjid di sekolah. ini kan baru hari Rabu, pikirku. biasanya mereka selalu datang hari Jumat setelah jam istirahat. dan kadang suka digoda2in sama cewek2 di kelas. biasa, mungkin cewek2 yg kurang laku itu pada nyari gebetan di kelas 2. soalnya dulu aku juga pernah beberapa kali digodain. kemudian mereka meminta ijin kepada Pak Budi untuk membacakan pengumuman. hmm, ini pasti bukan sekedar amal jariyah, pasti ada sesuatu yg lain.

"assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." sapa si anak yang membawa map, suasana kelas masih saja ribut, ada cowok2 yang bersiul2, ada cewek2 yang melirik2 sambil ketawa2. ada juga yang sok2 belain mereka dengan berkata

"ehem ehem. oi dengerin dong, kesian kan kalo digodain, heheh cieeeh2 ada yg ngelirik tuh, kelas berapa niiih?"

ujung2nya tetep aja nggodain. kemudian suasana kelas mendadak langsung menjadi hening, aku juga sempat terdiam beberapa saat setelah si anak yang membawa map itu berkata

"innalillahi wa inna ilaihi raajiun. telah berpulang ke rahmatullah, Chika Anindya Putri, siswi kelas 3 IPA 2 pada hari Selasa, 14 September 1999. jenazah akan dikebumikan jam 13:00 siang ini di taman pemakaman Jeruk Purut. untuk itu marilah kita berdoa semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa dosanya."

pandanganku kosong. pendengaranku hilang. untuk sesaat aku lupa bagaimana caranya menghirup nafas. aku benar2 terdiam, tak menghirup nafas sedikitpun, sampai jantungku berdetak begitu kencangnya, karena hampir kehabisan oksigen. lalu aku menarik nafas panjang. kepalaku pusing, mataku berkunang2. badanku lemas dan kesemutan. rasanya seperti mau pingsan. tiba2 seluruh badanku gemetar. aku tak kuasa menahan dorongan untuk berteriak. rasanya dada ini penuh sesak. ingin kukeluarkan semuanya.

"bersama itu pula, kami mohon bantuan amal seikhlasnya untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan."

tanpa pikir panjang lagi aku langsung membereskan barang2 di mejaku dan berlari menuju Pak Budi.

"Pak, maaf saya ijin keluar sebentar, terima kasih Pak." kataku.

aku berlari menuju ruang piket. kemudian tanpa pikir panjang aku meminta ijin untuk pulang. setelah beberapa menit berdebat dengan guru piket, akhirnya aku diijinkan untuk pulang. aku tak berbicara sepatah kata pun saat memasuki kelas. Dani juga cuma bisa diam. aku membereskan tasku lalu keluar kelas. keluar sekolah. dan entah apa yang kupikirkan, tiba2 aku tersadar berada di angkutan umum yang menuju rumah Chika. aku tak henti2nya mencoba mengusir bayangan wajahnya dari kepalaku. ingatan tentang dia muncul satu persatu, bergantian. aku tak bisa diam menunggu angkutan umum ini sampai di dekat rumahnya. aku turun dari angkutan dan berlari menerobos kemacetan di sebuah perempatan lampu merah. hampir saja aku terserempet oleh motor yang sedang melintas saat aku turun. namun itu semua tidak menghalangiku untuk mempercepat langkah kakiku.

sesampainya di rumah Chika, perasaanku benar2 ngga enak. dari teras terlihat dan terdengar beberapa orang sedang membaca ayat2 al-quran. entah kenapa suaranya sangat membuat kepalaku pusing, dan telingaku budek. mungkin karena aku masih belum menerima kenyataan kalau Chika sudah meninggal. sejak tadi yang ada di kepalaku hanya kata2 itu. Chika meninggal? ngga mungkin. bohong. pasti bohong. ngga mungkin dia secepat itu. karena itulah di sekolah tadi tanpa sadar aku langsung memutuskan untuk pergi ke rumahnya, untuk memastikan dengan mata kepalaku sendiri. aku menuju ke ruang tamu. terlihat sebuah sosok terbaring disana. aku tak mempercayai mataku sendiri. aku memaksakan diri melangkah menuju meja tempat sosok itu terbaring. dalam pikiranku, aku berpikir, "ini ngga mungkin orang lain, ini pasti Chika, kenapa sih lo masih ngga percaya juga, Brandon?" semakin dekat langkahku semakin berat. tanganku kembali gemetar, saat aku mengangkat kain yang menutupi muka dari jenazah yang terbaring itu. seketika itu juga, terlihat wajah Chika yang sudah sangat pucat, dibalut kain kafan. aku tak bisa melawan kehendak tubuhku lagi, aku hanya diam saja saat tubuhku memaksaku untuk terjatuh dan pingsan. seingatku, aku terbangun di ruang tengah, setelah ditolong oleh orangtuanya Chika.

Brandon Ruffian. 23 tahun. perasaan itu kembali menghantuiku sekarang. aku tak bisa tenang, aku merasakan ada sesuatu yang akan terjadi. kemudian aku mencoba menelpon Amelie. hmm, voicemail, tak ada jawaban. aku mulai curiga. tiga kali aku mencoba menelpon, tapi dijawab oleh voicemail. saat aku mencoba untuk keempat kalinya, tiba2 saja telepon genggamku berdering tepat di telingaku. rasanya gendang telinga ini mau pecah.

"hello." sapaku.

"hi Brandon, this is Mrs. Ashcroft." jawab Mrs. Ashcroft di ujung telepon.

"oh hi! i didn't expect you'd call, heehee.." jawabku.

"i was just wondering. yesterday you said that you're coming for dinner tonight, right?" tanya Mrs. Ashcroft.

"oh yeah! right. i almost forgot. Danisha wanted me to help with her science project, right?" jawabku.

"yes, she's right here at home. waiting for you. so, what time will you be here?" tanyanya.

"i'll be there right away. maybe around 5 or 6 o clock." jawabku.

"ok then, be careful on your way here, ok?" balasnya.

"ok, see you later Mrs. Ashcroft. bye." kataku.

"bye." kata Mrs. Ashcroft.

oke. waktunya membuang jauh2 tentang ingatan masa lalu itu. walaupun begitu, aku tak bisa membohongi perasaanku, ada sesuatu yang ngga beres nih. aku mencoba menelpon Amelie kembali. lagi2 tak ada jawaban. i knew it. something happened and i can feel it. something happened, with Amelie. i don't know what. i don't know why. but i know, that i'm going to find out..

Sunday, April 08, 2007

you never asked | part five

sudah 2 jam lebih kita ngobrol di coffee shop. ternyata banyak hal lain yang bisa kita obrolin daripada sekedar mengajari Amelie bahasa Indonesia. tiba-tiba sebuah handphone berdering. rupanya milik Amelie.

“hold on. yes mom?” sapa Amelie, rupanya ibunya yang menelepon.

“sure. it’s just a couple of blocks from here. i’ll be there right away.” kata Amelie kepada ibunya di telepon.

“so. uh, i’m really sorry, but i gotta run. my mom’s waiting.” katanya.

“whoa, what’s the rush? but don’t worry ‘bout me, i’m fine.” tanyaku.

“i dunno, my mom just called, i think she wants me to pick her up.” jelasnya.

“okay then, i hope i can see you again, maybe some other time.” kataku.

“okay, bye.” katanya sambil beranjak pergi.

“bye.” balasku pelan.

kemudian yang terlihat dari Amelie hanya punggungnya. saat dia keluar dari pintu coffee shop. tiba-tiba saja ingatan tentang Priscilla kembali menghantui pikiranku. aku memang sering teringat hal-hal yang tidak mengenakkan kalau lagi sendirian. itulah kenapa aku sangat butuh teman-temanku. mereka sangat membantuku untuk melupakan ingatan-ingatan yang tidak mengenakkan itu.

selama beberapa tahun terakhir ini, hanya sebagian teman-temanku yang tetap setia menemaniku kapan saja. diantaranya ada Daryl dan Sean. lalu Travis Quadrian, temanku dari jaman kuliah yang sejak tahun lalu pindah dan tinggal di Malaysia. jadi sejak dia pindah kita hanya bisa berhubungan lewat Yahoo Messenger. kemudian ada Fergie Fitzgerald dan kakaknya Harry Houseman, mereka juga sama-sama kuliah di MIT, Harry satu jurusan denganku, sementara Fergie di jurusan lain. aku sempat tinggal di rumah mereka dan sempat cukup dekat dengan Mr. dan Mrs. Sommers. mereka memang orang asli sini. kira-kira apa kabar ya mereka.

ah iya. ngga lupa juga, temanku di Jakarta, Utha Andira. aku bertemu Utha secara tidak sengaja di friendster, lalu kita juga sering chatting di Yahoo Messenger. waktu itu sempat waktu aku pulang ke Jakarta dan bertemu dengannya. hanya sekali. ah kalau ingat Jakarta, aku jadi ingat masa lalu. sebenarnya masa laluku pun tidak sepenuhnya menyenangkan. ada sebuah kejadian yang sangat membuatku shock. aduh, kok aku jadi mengingat kejadian ini ya? argh. i can’t help it. ingatan tentang kejadian waktu itu terlintas begitu saja di pikiranku, tanpa permisi..

Brandon Ruffian. 16 tahun. Kelas 3 IPA 2. waktu itu aku lagi doyan-doyannya nge-band. bareng sama Dani, Adi, Aryo, sama Odenk. Dani itu jago main gitar, aku belajar banyak dari dia. Adi jago main bass, tapi aku nggak ada niatan sama sekali buat main bass, kalo Aryo suaranya kaya orang gila, dia bisa nyanyi macem-macem. si Odenk paling jago main drum. kerjaannya mainin stik drum melulu. sampe diomelin guru olahraga gara-gara bawa stik drum pas pelajaran basket (ya iya lah, dodol.) kita berempat sekelas semua, cuma si Odenk yang anak kelas 3 IPS 1 jadi dulu nama band kita “Three+”.

aku pulang sekolah bareng geng yang beda banget sama geng aku nge-band. isinya orang-orang kacau semua. wuah payah deh. bisa nggak maju kalo ikut-ikut mereka terus. yang jangkung namanya Ratno, jago main basket (macam Sawamura di Harlem Beat lah, asli persis banget. semuka-mukanya selicik-liciknya, najis.) yang gendut namanya Ade, aslinya sih Syarifudin, gendut tapi jago main sepatu roda, omongannya sekitar selangkangan terus, gak ada abisnya. yang kecil namanya Adit, anak kelas 2. dia itu paling bego dan paling nggak tau apa-apa. kalo dibo’ongin iya iya aja. nggak pake nanya. kadang-kadang kesian juga sama dia.

sebenernya dari dulu aku pengen banget ngerasain yang namanya punya pacar. kayak apa ya rasanya? aku inget banget pernah dicuekin sama geng pulangku itu gara-gara aku pernah pulang bareng cewek yang kutaksir dan gara-gara itu juga aku jadi digosipin abis-abisan. katanya lupa temen lah. pengkhianat lah. wek. biar sekalian aja aku lepas dari mereka. emang dasar kumpulan orang-orang dodol. pikirku waktu itu. bilang aja sirik, huehehehe.

ada satu orang temen sekelasku, sukanya duduk di belakang, awalnya kuanggap dia biasa-biasa aja, nggak ada yang spesial dari dia, seperti teman-teman sekelas yang lainnya. tapi sejak kejadian ‘kelompok belajar’ itu akhirnya aku jadi berusaha deketin dia. kejadiannya itu waktu Pak Budi lagi ngumunin nama-nama kelompok.

“kelompok 3, anggotanya Brandon, Chika, Fajar, Kurniawan, dan, Risa, yak silahkan berkumpul menurut kelompoknya ya. kelompok 4, Dani, Galih..”

sejak ‘insiden’ itu kita sering belajar bareng, ngerjain tugas bareng, ngumpul bareng. tanpa kusadari, ada perasaan yang beda kalo lagi ngumpul bareng geng pulang, sama kalo lagi ngumpul bareng kelompok belajar. giliran janjian sama geng pulang, kalo gak bisa dateng ya udah, tinggal telpon, maaf-maaf dikit, beres. tapi kalo sama kelompok belajar, beda. apapun kuusahain supaya bisa ngumpul bareng mereka, terutama sama..

entah sejak kapan ya. aku mulai tertarik sama Chika. aku mulai nganggep dia lebih dari sekedar temen sekelas golongan SDSB (Siswa Deretan Sebelah Belakang. apa coba.) atau sekedar temen belajar kelompok yang janjian ketemuan di rumah si anu, atau si itu, ngebahas anu, ngerjain itu. aku ngerasa sesuatu yang beda. setiap ketemu dia, aku selalu deg-degan. nggak jelas. kayaknya aku mulai suka sama dia, mungkin lebih. yang aku rasakan cuma pengen ketemu dia lebih lama. apa aja kulakukan biar bisa ketemu dia terus. walaupun akhirnya aku cuma bisa cengar cengir sambil memandangi wajahnya.

akhirnya aku mulai perhatiin Chika kalo lagi di kelas. baru nyadar, anaknya oke juga ternyata. cakep, pinter, senyumnya manis. sampe suatu hari katanya dia dideketin sama Andi, ketua kelas. awalnya aku ngga nyadar kalo Chika dideketin. aku mulai nyadar sejak si Dani, gitaris bandku itu bilangin aku, dan kebetulan Dani itu duduknya di belakang mejaku. kalo mau nyari Chika di kelas kan musti nengok ke belakang, jadi mau ngga mau musti berpapasan dengan mukanya Dani.

“man, mending lo ngomong langsung aja deh ke Chika, daripada diembat orang duluan, tuh liat.” kata Dani.

“ah rese lo. iya tuh kayaknya lagi dideketin si Andi. tapi gimana dong? gue kan paling ngga bisa ngomong langsung ke cewe.” balasku.

“yah, dibilangin ngeyel sih lo. kalo lo bilang, kemungkinannya kan jadi 50-50, 50% diterima, 50% lagi ditolak. beres kan? daripada lu diemin begini, kemungkinannya apaan? lo ngga akan tahu sebelom lo coba bro.” jelasnya.

“well, you got a point there. bener juga lo. pengen sih gue bilang, tapi lo tau sendiri kan, gue udah bilang tadi, gue paling ngga bisa ngomong langsung sama cewe, apalagi yg gue suka, pasti langsung diserang deg-degan duluan gue.” balasku.

“ah cupu lo. yaudah kalo ngga bisa ngomong langsung, mending lo tulis surat aja gimana?” usulnya.

“wah boleh juga lo. lo pinter juga ya urusan beginian. ngga cuma jago maen gitar, urusan cewe tokcer juga otak lo. kok lo baru sekarang sih ngasih saran yang cemerlang begini, kenapa ngga dari dulu-dulu waktu gue lagi naksir Ferra?” kataku.

“well, you never asked.” jawabnya singkat.

“ah rese lo.” balasku singkat juga.

kemudian kita berdua ketawa-tawa kaya orang bego. so, karena aku orangnya nggak bisa ngomong langsung ke dia, dan atas dasar ide cemerlang dari si Dani, akhirnya aku nulis surat buat Chika. dan ternyata nulis surat pun sama susahnya dengan ngomong langsung. aku menghabiskan 5 jam buat nulis surat yang isinya cuma 7 baris. 8 deh kalo tulisan “dear Chika,” yang ada di paling atas itu dihitung juga. akhirnya aku tidur nyenyak jam 2 pagi. damn. sekolah kan masuk jam 7.

oke. keesokan harinya akhirnya surat itu aku taruh di laci mejanya pas istirahat siang. tapi apa yang terjadi bener-bener bikin aku shock. sekembalinya aku dari kantin, dari deket kelas terdengar anak-anak pada ribut. Dani dan Aryo ada di luar kelas.

“man, ke kantin yok, sampe pelajaran mulai.” kata Dani.

“lah, gue baru dari kantin kali. itu ada apaan sih ribut-ribut di dalem? Farid ya?” kataku sambil ngintip ke dalam kelas. Chika ada di dalam.

“udeh pokoknya lo jangan masuk kelas dulu, daripada” kata Aryo.

“daripada apaan?” tanyaku.

tiba-tiba terdengar suara Farid. suaranya keras sekali. dan apa yang dikatakannya membuatku kaget setengah mati. karena kata-kata yang diucapkannya itu baru saja aku tulis tadi malam. kata-kata yang sampai jam 2 pagi aku pikirkan. kata-kata di surat itu.

“dear Chika, mungkin di mata elo, gue cuma temen sekelas biasa aja, tapi akhir-akhir ini gue mulai ngerasa ada sesuatu yang beda. gue mulai nggak bisa ngelupain elo. kalo gue nggak ketemu elo rasanya ada yang kurang. mungkin gue kangen.” kata Farid.

what the hell? kok surat itu bisa ada di tangan Farid? mati aku. ini sih bukan cuma Chika, seluruh kelas pasti tahu aku suka sama dia. mati. mati. mati. rasanya seperti ingin hilang ditelan bumi.

“gue suka sama elo. elo mau nggak jadi pacar gue? gue serius mau jadian sama elo. gue tunggu jawaban elo secepatnya. gue percaya, elo pasti ngasih jawaban terbaik, makasih.” kata Farid, menyelesaikan isi suratku yang dibacanya.

“ciyeeeee Brandon. suit suit!!” seluruh kelas langsung menyoraki. ah gila, aku malu setengah mati. dan di tengah-tengah keributan itu tiba-tiba Chika datang menghampiriku. sepertinya dia ingin memberitahu sesuatu padaku. semoga ini berita bagus, pikirku. tapi ternyata, suara yang terdengar dari mulutnya hanya..

“maaf ya.” katanya singkat.

aku bengong, tapi kepalaku mengangguk dengan sendirinya. ingin rasanya berteriak di depan mukanya “maaf?! maaf buat apa?! maaf gue nggak bisa jadi pacar lo?! tapi bukan berarti lo bisa permaluin gue kaya gini dong! gue juga manusia!!” ugh. dadaku sakit. rasanya mau pecah. yang aku tahu, Chika sengaja membiarkan Farid membaca surat itu di depan anak-anak. Chika sengaja mau membuatku malu didepan anak-anak. ya iya lah. mana mungkin Chika punya perasaan apa-apa kepadaku.

kemudian bel istirahat selesai berbunyi. sepanjang pelajaran sampai bel pulang aku hanya diam saja. aku tidak menengok ke belakang sedikitpun. bahkan Dani yang memanggilku dari belakang pun aku cuekin. rasanya ingin cepat-cepat pulang, membenamkan kepalaku di dalam bantal. hari itu, waktu berlalu lambat sekali. menunggu dering bel pulang terasa lebih lama dari biasanya. begitu bel terkutuk itu berbunyi, tanpa pikir panjang aku langsung membereskan barang-barangku dan beranjak cepat-cepat menuju ke luar sekolah.

“Brandon, tunggu bentar. gue mau ngomong.” ujar suara yang sangat kukenal.

yak, betul sekali. Chika yang manggil. tapi tanpa memperdulikannya aku terus berjalan keluar sekolah sambil mempercepat langkah. hari ini memang tumben-tumbennya aku keluar duluan. kalo bukan gara-gara insiden memalukan itu tadi, biasanya aku masih nongkrong di kelas dan ngobrol bareng Dani atau Aryo, menunggu geng pulang-ku datang. tapi kali ini aku terpaksa jalan duluan, dan meninggalkan Chika yang sejak tadi memanggilku. perasaanku benar-benar nggak karuan. rasanya aku nggak mau bicara dengannya lagi. dan ternyata itu benar-benar menjadi kenyataan.

Wednesday, April 04, 2007

putar balik waktu-ku

putar balik waktu-ku
saat mulai ku berkata "a"
hingga berlari dan tersandung
menangis dan meraung

putar balik waktu-ku
saat mulai ku mengenal bahagia
hingga meneteskan air mata
tak ingin berakhir begitu saja

putar balik waktu-ku
saat mulai ku berkata tidak
hingga habis segala rindu
musnah manis di dalam madu

putar balik waktu-ku
saat mulai ku merangkai mawar
hingga kali ini pun masih sama
tapi kali ini untuk siapa?

putar balik waktu-ku
saat mulai ku bertemu dengan-mu

bondanrastika@4/4/07 - 8:39 AM [dimanakah, -mu?]

Monday, April 02, 2007

you never asked | part four

“hi, sorry to keep you waiting.” kataku pada Amelie sambil menjabat tangannya.

“oh no, it’s ok, i just got here too anyway.” jawab Amelie.

“oh really, hey what are you having there?” tanyaku.

“umm, baked chocolate chip muffin and black espresso.” jawabnya.

“i see. hey Larry! i’ll have tuna sandwich and belgian chococoffee milk” kataku.

“no kidding. you have belgian chococoffee milk? that’s the reason i always come to Bosworth’s Cafe across your place.” tanya Amelie, terkejut.

“oh it’s a long story. so it’s way before i graduated. we go way back. i’m a student here at MIT. one day i happen to be at Bosworth’s, waiting for Daryl. and i ordered that belgian chococoffee milk. and what can i say, i totally fall in love with it. so when i opened this coffee shop, i made my own belgian chococoffee milk. and it’s great. but i don’t normally sell them to my customers.” jelasku.

“how come i didn’t see that on the menu?” tanya Amelie.

“you never asked..” jawabku singkat.

“hahaha..” Amelie tertawa.

“hey Larry! another belgian chococoffee milk for this lady please!” kataku pada Larry di ujung sana.

“coming right up!” ujar Larry.

“don’t worry, it’s on me” kataku pada Amelie.

“thanks.. hee hee.. so where’s Daryl? i didn’t see him since i got here..” tanya Amelie.

“oh, Daryl’s at the gameshop with Sean. they probably wouldn't want any disturbance up until this evening, cos Sean's bringing a new PS3 home with him.” jelasku.

“owh, that prick. he’s starting to get on my nerves. shouldn’t he be leaving any messages to me? argh.” balasnya agak kesal.

“oh well, like it or not, i guess you’re stuck here with me, hahaha..” kataku.

“yeah, at least i get a good treat of that belgian chococoffee milk of yours, hahaha..” jawabnya sambil tertawa ringan.

“here you go.” kata Larry sambil menyuguhkan pesanan Amelie kepadanya.

“thanks Larry. i’ll take it from here. so, what is it that you wanna talk about with Daryl?” tanyaku.

“oh, i was going to talk about my trip to Indonesia, particularly Jakarta.” jawabnya.

“no kidding. i AM from Jakarta. say, what business are you doing there?” tanyaku lagi.

“oh it’s just a research, nothing important.” jawabnya. aku tahu pasti ada yang disembunyikannya dariku.

“research? no way. c’mon, there must be something else. you know, you can hide it, but i still gonna know. well, as far as i know, trust me, there’s nothing worth of a good research there.” balasku.

“did you say you were from Jakarta?” tanyanya.

“yup. i’m pretty much Indonesian, myself. what’s about it?” jawabku sambil menunggu pertanyaan yang sudah kuduga akan ditanyakannya.

“so you can speak a little bit of Bahasa Indonesia? would you care to teach me how?” tanyanya.

“well, not little, as a matter of fact, i know Bahasa Indonesia quite well, since i’ve been receiving phone calls from my family back there. so what brings you to ask me to teach you?” balasku.

“okay. let’s try speak Indonesian for a while. i need you to teach me how to pronounce it well.” kata Amelie.

“oooww..kaaayy.. but, what for? c’mon, there’s gotta be a reason behind this. i’ll teach you, but you have to fill me in. deal?” kataku.

“owh, you’re just the same with Daryl, aren’t you. i’ll fill you in, later. first, you gotta teach me how. this is interesting, you know.” katanya.

“tch, ya udah. terserah lah.” kataku.

“huh? what was that you said?” tanya Amelie kebingungan.

“oh, i said.. ya udah. terserah lah. it’s what you pronounce in english as fine, whatever.” jawabku.

“wow, nice. tell me something else.” pintanya.

“ok, let’s just put it this way.. ngapain kamu ke Jakarta? bilang sejujurnya ya?” balasku.

“what does that mean?” tanyanya.

“in english, it means, what are you doing in Jakarta? tell me the truth, ok?” jawabku.

“hmm.. nice try. ok, how do you say.. i want to meet someone in Jakarta?” tanyanya.

“ok, that’ll be.. aku mau ketemu seseorang di Jakarta.” balasku.

“whoa.. you’re good at pronouncing it” tanyanya.

“of course.. i’m indonesian, duh. ehem.. [clears throat] jadi, siapa yang mau kamu temui di Jakarta? keluarga? temen? atau.. pacar? that’ll be.. so, who do you want to see in Jakarta? family? friend? or.. boyfriend?” tanyaku.

“whoa there, slow down.. how do you say family and friend in Indonesian again?” tanyanya balik.

“it’s keluarga and temen. and you haven’t answer my question” jawabku.

“ok, that’s a new one. oh, by the way it’s just a friend.” jawabnya.

“a friend. not a boyfriend?” tanyaku.

“really, just a friend.” jawabnya.

lalu aku tertawa kecil dan kami saling berpandangan sejenak. susah rasanya untuk tidak me-maintain eye contact dengan perempuan secantik Amelie. rasanya aku ingin terus menatapnya. melihat ke dalam bola matanya. sampai akhirnya, mendadak aku blank. tak tahu harus berkata apa. tak tahu harus melakukan apa. mendadak bayangan Priscilla muncul lagi di depan mataku. damn it. what should i do?

catatan antara tiga dan empat | finding my reasons for living

running in place. mungkin hanya itu yang selama ini saya lakukan. tak beranjak dari tempat berdiri yang tadi. rasanya seperti hilang di dalam waktu. sesaat memang terasa menyenangkan, namun lama-lama bosan juga. sepertinya sudah saatnya mencari sesuatu yang baru. bertemu dengan orang-orang baru. melakukan hal-hal baru. menulis puisi-puisi dan lagu-lagu baru. mungkin untuk seseorang yang baru, entah siapa. masih belum terpikirkan. yang ada dalam pikiran sekarang hanya, mungkin lebih mudah melakukan segalanya saat sendirian. paling tidak untuk saat seperti sekarang ini. toh saya masih punya banyak teman, hehehe.. "i'll be lonely but i know i'll be okay. good love is on the way."

hmm.. sepertinya di empat ini akan banyak pengeluaran. harus beli hp CDMA yg baru, atau mungkin beli iPod nano, soalnya iPod yg gede ini makin lama makin males bawa2nya, huh. mana isinya berantakan pula. jadi males milih-milih lagunya. lagian yang didengerin juga lagu yang itu-itu saja. atau beli accessories MacBook Pro. mungkin juga beli external case buat harddisk yang lagi nganggur di rumah, lumayan, bisa nambah space 160GB lagi. ah iya, sampai sekarang di rumah belum bisa pasang internet. ngga papa juga sih kalo cuma pake telkomnet instan, kalo cuma buat chatting sama friendster-an, hehehe.. tapi ngga bisa buat download. hmm.. mungkin juga mau beli accessories buat Nintendo DS Lite. paling ngga beli casing Black Horns atau soft case nya, jadi dibawa2nya lebih enak. aduh kalo udah gini lama-lama pengen beli Nintendo Wii juga nih. arrrgh.. mau semuanyaaa.. (tapi duitnya darimanaaa..)

[Bondan, 2 April 2007, 7:18 PM, sambil ngelap2 DS dan MacBook Pro sampe kinclong..]

Friday, March 23, 2007

catatan antara dua dan tiga | drifting apart, aren't we?

they keep coming. one brick after another. hitting my head like hell. i didn't have enough time to dodge them all. some i can dodge, but some other found their way and smacked my head pretty bad. one of them is.. the brick from that big wall. well, just like what peter parker learned. you can't save the whole world at the same time. sometimes, you just have to let it be..

sibuk. hanya itu yang terjadi dalam tiga kali ini. kerjaan dateng ngga berenti2. bahkan sampai saya ngga sempet kemana2, ngapa2in, ngga sempet ngabarin kalo hp saya rusak, ngga sempet ketemu, ngga ada waktu buat diri sendiri.. dan bahkan ngga ada waktu untuk menulis ini. padahal sebentar lagi sudah mau empat. (taeah kenapa ini lagunya tiba2 ganti jadi Five For Fighting - Dying sih.. ganti ah..) hmm.. udah lama ngga dengerin si John. Covered In Rain. i wish i could get covered in rain right now. but there's no rain pouring. come to think about it. it's been a long time since i played my guitar.. last time i did, i wrote a song for someone. it's entitled "stay". but the person that i wrote the song for, said that she couldn't stay any longer..

for this once, i'm tired of being a person who has to explain it all when people ask me questions. "what happened?" "did you bla bla bla?" "how could that be?" "is it true?" "how did it happened?" stop asking me questions. i'm not okay, so stop asking me questions. i don't even know the answers. i don't blame you, i don't blame myself, i don't blame the situation. i guess it can't be helped. we've reached the end of the road. so this time is really parting of the ways. Sorry Brandon, i never get a chance to write about you and Nikki. maybe later, i'll bring someone else.. like what John Legend said.. "don't be afraid of a little bit of pain, pleasure is on the other side.."

thank you for everything,
i promise i'll be a good friend,
Nikki..

[Bondan, 22 Maret 2007, 09:53 PM, sambil bingung, main Castlevania, atau mberesin kerjaan ya..? halah, ngerokok dulu lagi aja lah..]

Thursday, February 15, 2007

catatan antara satu dan dua | one goal accomplished

dua ini biasanya adalah saat favorit saya selama the whole twelve. kenapa? hei. dua ini ulang tahun saya lho. tepatnya di tujuh belas nanti. (btw ini si Keith Urban suaranya oke juga.. banyak artis baru euy..) saya sempet stuck di lagu Once In A Lifetime nya. oh iya, ada satu lagi, Andra & The Backbone juga top berat. sayang cuma sempet beli kasetnya, nanti deh kalo ada waktu beli CD nya juga, terus masukin di iTunes, hahaha.. maap ndra, abisnya mau saya masukin ke iPod sih.. maap yah.. anyway. (cieh mulai sok serius gini ceritanya..) akhir2 ini saya makin menemukan arah perjalanan saya. saya tahu mau kemana. melihat2 sekolah film, merencanakan untuk mengambil kuliah lagi dan mendapat sertifikasi, lalu mengejar cita2 membuat film sendiri. saat ini sudah ada satu cita2 saya yang tercapai, yaitu punya sebuah komputer Mac yang bisa dipake buat ngedit video, DAN bisa saya bawa kemana2. yup. meet my new MacBook Pro 17" (ternyata guede juga ya.. ngga nyangka bakal segede ini sih..) but it's cool. jadi bisa gaya2an kalo lagi nongkrong di starbucks atau coffee bean, halah.. dan otomatis juga, practically, now i can bring my office anywhere i go. bener2 cukup dengan MacBook Pro, dan handycam mini dv buat capture, and it's done. i can work ANYWHERE. and i mean anywhere. di rumah, di tempat nongkrong, di rumah aji, di mana aja. it's an editor's heaven. satu yg saya bete sama Macbook ini. kenapa Apple jual dial-up modemnya dipisah sih??? huh. sebel. padahal di PowerBook yg 15 inch aja dulu ada built in modemnya. masa ini yg 17 inch malah ngga ada. huuuh.. bete. jadi ngga bisa internetan dari rumah deh. musti nebeng dimana2 huahahaha.. kayaknya saya masih akan stuck di rumahnya aji untuk waktu yang lebih lama lagi, hahaha..

anyway.. barusan aja saya selesai meng-update software dan Pro Applications yang ada di MacBook. horee, Motion dan Compressornya akhirnya bisa jalan dengan normal. ternyata musti di-update dulu. akhirnya lengkap deh Pro Application yang ada di MacBook. Aperture, Final Cut Studio, Photoshop CS2, dan segala tools buat download itu, Limewire, iGetter, sama BitRocket. dan incredibly, saya masih menyisakan 55GB harddisk space di MacBook saya. cukup buat 1 project video kecil, mungkin sekitar 2 sampai 4 tape bisa masuk lah, selebihnya kan tinggal beli harddisk eksternal, dan kayaknya musti nunggu pembayaran yang tertunda, hahaha.. perjalanan ke kursi certified director memang ngga gampang. mungkin untuk permulaan, saya mau coba2 ikut N93i You Make It Reel, bareng Ary, Dino, dan Shani. dan sepertinya saya ngga jadi beli CD nya, ndra. maap udah tanggung download. udah kelar sih. jadi udah di-play di iTunes dari tadi, hyahaha.. oh well. saya masih harus mikirin ide buat video N93i ini.

well, it's a long way down. but i'm not giving up, yet. or ever.

[Bondan, 15 Februari 2007, 13:50 PM, sambil nonton Dino bunuh2in zombie di Willamette Parkview Mall. telat ya? maklum lagi males nulis, hahaha.]

Tuesday, January 02, 2007

terima kasih

Tak terbayangkan sebelumnya
Entah sejak kapan
Ramah wajah itu
Indah menghias langit hatiku
Menghantui setiap malamku
Akhirkah ini pencarianku?

Kapankah bisa kusaksikan?
Akankah bisa kurasakan?
Sampai hari ini pun
Inginku terbang melayang
Hanyut dalam setiap HURUF dari nama-mu

Nurani hati seorang perempuan
Ukirkan janji, sebuah penuturan
Rindu aku akan perjumpaan kita
Rangkul aku dalam suka dan duka
Yakinkan aku untuk mengucap

...

[bacalah dari ATAS ke BAWAH, dan kau akan mengerti]

bondanrastika@2/1/07 - 331 [terima kasih sudah melukis di DEPAN pintu hatiku]

Monday, January 01, 2007

catatan antara duabelas dan satu | back to where i used to be

eh ada gosip baru, Brandon jadian lho sama Nikki. lho, Nikki itu siapa? Nikki Danielle Ambersong. salah seorang temennya Daryl dan Raine. dan ternyata Nikki juga kenal sama Amelie. nah lho kok? bingung kan? wah pokoknya seru deh, it happened so fast dan saya tidak sabar untuk kembali menulis "you never asked". mudah2an Nikki bisa membantu saya. pastinya, hahaha.. wah. wah. wah. sangat tidak disangka. akhirnya semua yang hilang dalam hidup saya, kembali lagi pada detik2 terakhir duabelas menuju satu. di sebuah malam, tidak lama setelah saya menulis postingan sebelum ini (baca juga : in my time of desperation) saya benar2 terkejut karena diam2 ada seseorang yang mau mendengar jeritan hati saya (idih dangdut amat sih). namun saya masih takut untuk melewati perbatasan antara teman dan pacar. dan sepertinya saya juga belum siap kalau harus bilang sekarang. takutnya tersakiti lagi gara2 ditolak, atau mungkin yang lebih sakit, dicuekin. mungkin terlalu cepat kalau saya mengatakan "aku sayang kamu". ketemu aja jarang, kenal juga baru seminggu - dua minggu. akhirnya saya hanya mengatakan "iya, gue suka sama lo", tanpa mengharap apa2. namun kemudian setelah beberapa jam bertukar suara di telepon, saya jadi mengetahui perasaan dia yang sebenarnya terhadap saya. sebenarnya tadi ada satu hal yang saya tidak jujur padanya. saya mengatakan bahwa saya hanya menyukainya, padahal sebenarnya saya pun sudah jatuh cinta dan sudah merasakan keinginan untuk bisa menyayanginya. ternyata memang dia juga merasakan perasaan yang sama, dan kita berdua memang sama2 takut untuk melewati border itu.

salah seorang teman baik saya pernah mengatakan, "if you can't quit, then don't start". mungkin kita sama2 takut sakit dan menyakiti perasaan masing2. karena ada sebuah perbedaan yang mungkin bisa menuntun kita ke jalan buntu. dan mungkin akan memaksa kita untuk "quit". so if you can't "quit" later, or whenever the time comes, then don't "start" the relationship. tapi toh selama sakit itu bisa ditunda, kenapa tidak? lagipula saya sudah terlanjur "start" untuk sayang sama dia, dan untuk saat ini, sampai saat ini pun saya belum bisa "quit" sayang sama dia. dan dia pun begitu. akhirnya setelah pemikiran yang cukup panjang, kita memutuskan untuk mencoba melewati border itu. tanpa ada rasa keberatan dan ragu2, saya pun maju, mendaki kembali ke puncak kehidupan saya yang dulu pernah saya capai. Uwie, terima kasih, aku sayang kamu. tanpa kamu, detik2 antara duabelas dan satu pasti tak akan bisa seindah kemarin. mudah2an segala yang ingin kita capai bisa terwujud. may all our wishes come true. and then our story begins at the end of 2006, at the start of 2007. as well as Brandon and Nikki, not forgetting Daryl and Raine, i can only wish the best for both of them. Ut, sorry ya, gue duluan, hehehe.

[Bondan, 1 Januari 2007, 11:04 PM, saya? hmm.. kita. i'm starting to like that word. now this is more like it.]