Saturday, November 25, 2006

you never asked | part one

aku berdiri di depan, memandangi orang2 yang lalu lalang. ada seorang ibu yang menggandeng anaknya, terlihat gembira sekali. sang ibu sesekali berbicara kepada anak itu, dan anak itu menjawab sambil tertawa dan meloncat2. riang sekali. di sudut sana ada seorang kakek yang tengah bercanda dengan cucunya. menyenangkan sekali melihat mereka tertawa lepas. namun hal itu sepertinya takkan pernah terjadi dalam hidupku. hari ini tak banyak pelanggan yang datang. mungkin karena bukan hari libur. yah aku juga tidak pernah selalu berharap kedai kopi kecil ini selalu penuh pelanggan kok. sesekali kembali kulihat sekeliling. hey. ada seseorang yang memaksa mataku terus menatap kesana. seorang gadis, hmm mungkin kira2 seumuran denganku, t shirt putih, celana jeans, dan sedang menikmati sarapan sambil mengetik di laptopnya. entah apa yang sedang dia kerjakan. aku bertanya2. siapa ya dia? penasaran. tiba2 konsentrasiku buyar, hahaha. aku dikejutkan oleh seseorang yang menepuk pundakku dari belakang.

"hey, c'mon, stop trying to attract new customers with that look on your face, heheh.. oh, check table 4, the guest is leaving shortly" kata Daryl.

Daryl ini temen satu apartemenku. kerjaannya saban hari pulang dari kedai pasti fitness mlulu. udah berapa minggu ini dia nyetanin supaya aku mau nemenin dia. oh iya, by the way, ehm. i haven't got the time to introduce myself. namaku Brandon, Brandon Ruffian. setahun sudah setelah lulus dari MIT, akhirnya bisa juga mewujudkan cita2 yang dulu cuma berakhir sebagai tugas kuliah yang dibubuhi tanda A+. setelah lulus, aku membuka kedai kopi di daerah dekat2 kampus. eits. ini bukan kedai kopi biasa. di tiap meja ada monitor touch screen yang terhubung dengan server di kasir. jadi tamu2 bisa langsung memesan dari meja, tanpa harus memanggil waiter. bill nya juga bisa diprint dari meja langsung. sistem ini lengkap juga dengan member system, jadi tamu yang sudah jadi member bisa login dengan username dan password untuk bisa dapet diskon. ya tentunya ada membership annual fee yang harus dibayarkan. ok, enough with this high tech stuffs.

"what're you doin' out here anyway? looking for babes?" tanya Daryl sambil ikutan celingukan.

"didn't see any good looking babe around here.." tambahnya.

"you stupid ass. look over there. 2 o'clock sharp. white tees, jeans, a cup of coffee and a muffin. not to mention her iBook there." kataku.

"THAT babe? oh you gotta be kidding me man. alright. tell ya what, you handle table 4, and then you come back here, and just see what happens. go ahead. shoo shoo, let the pro show you how it's done." kata Daryl sambil berjalan ke arah berakfast corner di seberang jalan.

what the hell lah.. ya sudah, aku handle table 4 dulu. tapi ah, aku malas membereskan cangkir2 dan piring2 kotor itu.

"hey Larry, handle this table for me will ya?" kataku pada Larry.

Larry adalah salah seorang pegawai di kedaiku. orangnya cukup ramah dan ngga banyak protes kalau disuruh2, hahaha.. lalu setelah si bapak itu meninggalkan kedaiku, aku langsung berlari ke luar. apa sih maksudnya si Daryl. aku makin penasaran. hah? ternyata si Daryl lagi ngobrol sama cewek itu. wah kampret. eh tapi kok dia nunjuk2 ke arahku? lalu si cewek itu melirik ke arahku. aku melambai. entah apa yang ada di pikiranku sampai aku reflek melambai pas banget saat cewek itu melirik ke arahku. aku tidak berpikir dua kali. ya sudah terlanjur. tak lama kemudian si Daryl terlihat ingin menyudahi percakapannya dengan cewek itu. lalu dia menghampiriku, membawa sebuah kertas bertuliskan nomer, sepertinya nomer telepon.

"you better be free tomorrow. congratulations. you just got yourself a date. 10 o'clock sharp. the name's Amelie. Amelie Ashcroft. and that's her mobile phone number" kata Daryl.

"wait a minute. Ashcroft? wasn't your name Daryl Ashcroft? you don't mean she's your other sister?? you never told me you--" belum selesai aku bertanya, Daryl sudah memotong ucapanku.

"not blood-related-sister you dumbass. you've met my sister Danisha, alright. Amelie's my cousin. happen to have the same last name, cos my mom had a twin sister, remember?" jawab Daryl.

"why don't you told me in the first place that you knew her?" tanyaku.

"you never asked" jawabnya singkat.

"tch. fine. well, what did you said?" tanyaku.

"i just said this"

"hey, that's a friend of mine, his name's Brandon, i think he's interested in you, d'you mind if he wants to see you?"

"and then she said"

"shoot, i don't mind at all, after all, it's been a while since i had a relationship. well, you know i broke up with Eddie 3 months ago. and i'm completely over him. besides, he's kinda cute though. tell him i'm available tomorrow at 10, and here's my number"

"you gotta be kidding me." kataku.

"relax. hey, whatever. you get yourself a date for tomorrow. for now, get back to work."

"you mean, YOU get back to work. [sambil mengarahkan jari telunjuk ke muka Daryl] shouldn't i be the one to tell you that?"

"hahaha.." Daryl tertawa.

setelah itu aku melanjutkan kerjaan di kedai sampai kira2 jam 6 sore. yah, tak banyak tamu yang datang. lumayan lah. akhirnya seperti biasa, jam 6 sore aku beres2 dan tutup kedai.

"you're coming to the gym with me tonight? a mile or two on the treadmill wouldn't hurt." tanya Daryl.

"nah, i wanna continue playing Final Fantasy XII. lots of level to catch up. besides, i gotta prepare myself for tomorrow's date, hahaha.. so i'm sorry i'll have to skip your offer, again." jawabku.

"fine. suit yourself. i'll probably be back at 10 PM. want me to bring you anything from Jesse's?" tanya Daryl.

"no thanks, i'm cool. still got cans of Pringles and cokes on my fridge" jawabku.

"cool. i got a bone to pick at the gym, so i'll c ya later." tambah Daryl sambil mengacungkan jempol.

"cool." kataku.

No comments: