Wednesday, November 29, 2006

you never asked | part two

“kemana perginya taksi2 itu ya? kok ngga ada yang nongol satupun. heran. ya udah lah jalan kaki aja.” gumamku dalam hati. ini kalo si Daryl sampe tahu aku jalan kaki, pasti dicela abis2an deh. pasti dia bakal bilang..

“what? hell no! so you prefer walking on the street over my suggestion, the treadmill?, boy are you old fashioned or what? technology, dude. technology.”

yeah rite. aku masih inget banget gimana raut mukanya waktu terakhir kali dia bilang kata2 itu.. hell no, dan dude. dasar bule sinting. tampaknya aku masih harus berjalan kaki kira2 3 blok lagi nih. untungnya tempat fitness si Daryl beda arah sama apartemen tempat aku tinggal, jadi ngga mungkin papasan. what? ok ok, fine. tempat kita tinggal. happy now? damn, i hate to admit that, but i gotta. just gotta.

Brandon! hey Brandon!” hmm? siapa yang memanggilku? aku menengok ke kanan, ke arah sebuah toko groceries. ya ampun, ternyata Mr. dan Mrs. Ashcroft. aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku. apalagi setelah menyadari mereka pasti akan cerita ke Daryl kalau mereka bertemu aku di jalan DAN aku jalan kaki. sial. hahaha..

“hey guys! didn’t expect to see you here” sapaku sambil menjabat tangan mereka.

“oh, we were just walking down the blocks, buying groceries, didn’t expect to see you too” jawab Mr. Ashcroft.

“is Daryl at the fitness center? as usual?” tanya Mrs. Ashcroft.

“yeah, he’s on the fitness center, probably trying to loose 2 or 3 pounds of body fat, hahaha..” jawabku.

“you’re not coming with him?” tanya Mr. Ashcroft.

“nope. i got some things to do, so i head home first.” jawabku.

“well, we were just about to leave as well, aren’t we? i have to prepare for dinner. oh, by the way, Danisha’s looking for you. i think he want you to help him on his science project. please stop by if you have time” kata Mrs. Ashcroft.

“oh yeah.. Danisha.. sure! will do. tell Danisha i’ll stop by tomorrow, maybe around dinner” jawabku.

“thanks, Brandon” kata Mr. Ashcroft.

“hey, you guys are always welcome. it’s nice to be a helping hand. so i’ll see you guys later, bye!” kataku.

“bye!” kata mereka.

wow. tak banyak yang berubah sejak aku pindah dari rumah mereka setahun yang lalu. Mr dan Mrs Ashcroft itu dulunya homestay parents-ku waktu masih kuliah di MIT. kebetulan setelah kita berdua lulus, ya kita dengan penuh kesadaran langsung menyewa apartemen sendiri, soalnya mereka juga kayaknya udah begah denger kita kalo lagi ribut2 di kamar atas, project apapun itu yang lagi kita kerjain, hahaha.. jadi inget dulu si Danisha juga suka nimbrung kalo kita lagi ngerjain science project yang rusuh2. anyway, akhirnya aku sampe juga di rumah. baru jam 8:30. kayaknya sebelum melanjutkan FF XII, kalo mandi dulu seger banget nih..

entah kenapa malam ini di kamar mandi aku menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya. ah, gara2 ingat sama si Amelie nih. mencoba menggambar raut wajahnya di otakku. ok, ngga terlalu berhasil. cuma sedikit demi sedikit yaaah bisa lah. maklum tadi cuma sempet liat beberapa menit sebelum dia pergi dari breakfast corner di seberang coffee shop ku. wajahnya.. t shirt putihnya.. iBooknya.. terdengar suara orang lalu lalang di depan coffee shop.. lalu terdengar suara pintu terbuka.. lho? pintu terbuka? lagi2, tiba2 lamunanku buyar karena seseorang membuka pintu depan. ah, paling si Daryl baru pulang. eh, bentar deh. Daryl pulang? berarti ini jam 10 dong? buset. lama juga ya aku di kamar mandi.

“you home B?” sepertinya si Daryl kebingungan mencariku.

“in the bathroom!” teriakku.

“yo, i brought Sean with me, he’s spending the night over.” katanya.

“hey Brandon, still workin’ on that FF XII game?” tanya Sean.

“nah, he’s probably busy remembering that girl from the breakfast corner earlier this morning, right B?” kata Daryl.

“shut up, D!” teriakku.

Sean Bradley. Sean ini juga salah seorang temanku satu fakultas waktu di MIT. rumahnya emang deket banget sama tempat si Daryl fitness. hobinya motret. pokoknya kalo ke rumahnya, jangan liat2 koleksi kameranya deh. ada satu kamera yang bentuknya jadul banget, dan kalo dia sampe ngegep-in kita lagi ngeliatin kamera itu, sebelom kita sempet nanya pasti dia udah langsung berkoar2 soal darimana asal usul dia dapet kamera peninggalan kakeknya itu. such a fascinating story sih, sebenernya. tapi dengerin penjelasannya itu kayaknya lebih lama daripada dengerin playlist “All Songs” di iPod-ku. ah, pokoknya ribet deh. ok, berhubung Daryl udah pulang, dan aku paling males kalo dia ribut gedor2 pintu kamar mandi gara2 kebiasaannya yang suka kebelet boker mendadak, jadi mendingan aku buru2 keluar dari kamar mandi aja deh. setelah ganti baju dan beres2, aku nongkrong sama Daryl dan Sean di ruang tengah. yah, mereka lagi pada main Tekken 5. kayaknya FF XII nya ditunda sampai waktu yang belum ditentukan nih. cape deeeh.

“hey Sean, what’s with the world lately?” tanyaku.

“nothin’ just hangin’ around. hey, i got a couple of great shots from that motor show i went to last Friday, thought you might wanna take a look at it. it’s on my Powerbook. just gimme a minute, i gotta beat this stupid ass.” jawab Sean sambil main Tekken.

“who’re you callin’ stupid ass, you frickin’ little.. aaargh!!! rematch! i demand a rematch!” protes Daryl.

“tell ya what. why don’t you go to the practice menu, play with the dummy sandbag as your opponent, then you can come back challenging me in.. let’s see.. 2 or 3 days? if you’re good enough, that is, hehehe..” jawab Sean.

“you @#$%^&*?! show off!” kata Daryl. tapi tetep juga dia mainin practice-nya.

“so, wanna see my shots? there’s a lot of pretty girls here, too.” Sean menawarkan aku melihat foto2 yang diambilnya waktu liat motor show kemaren.

“nah thanks. i’m not really in the mood, hehe.. besides, i was gonna play FF XII before you two monkeys show up in my place.” jawabku.

“you mean one monkey show up in our place? and don’t forget the spend-the-night-over part. you’re not sleeping until i beat you boy!” protes Daryl lagi.

“damn! i gotta run to the bathroom. i demand a rematch!!” kata Daryl sambil berlari ke kamar mandi.

“he really need to see a doctor. i’m starting to think that it’s not a habit anymore, it’s an illness. definitely illness.” kata Sean.

“ah, just leave him be. c’mon let’s play.” kataku.

“you play Tekken? how come i never get to challenge you play?” tanya Sean.

“hehe.. you never asked.” jawabku.

“ha! i’ll fight your Asuka with my Nina, gyahahaha..” kata Sean.

“try me. just don’t cry if you lose.” kataku.

“we’ll see if your hands is as big as your mouth.” balas Sean.

tumben Daryl lama bener sih di kamar mandi. it’s 10:50 dan aku sudah melewati fight yang ke 25 nih. berarti kali ini kayaknya dia bener2 sakit perut tuh, gebleg. malam ini hujan lumayan deras. sampai2 aku terpaksa harus menutup pintu balkon soalnya hujannya mulai masuk2 ke dalem ruang tengah, anginnya juga lumayan bikin merinding. have i ever told you that i really like when it’s raining? yup. aku suka sekali suasana hujan. tiap rintik hujan yang menetes bunyinya seperti musik relaksasi di telingaku. saat2 kaya ini paling enak nulis blog, sambil ditemenin lagu2 di playlist “Rain” di iPod-ku, hujannya jadi makin berasa gimanaaa gitu.. wah kalo lagi hujan tiba2 berubah jadi mellow gini sih. jadi pengen menyendiri dan bercinta dengan laptopku. nulis blog dulu ah. sorry Sean, sepertinya dikau terpaksa main sendirian, hahaha.. bodo ah, lagi egois, lagi mellow.

“hey, i’m a bit sleepy, so i think i’ll crash first.” kataku.

“fine, but careful, this means that you’re letting me practice my skills. don’t blame me if i become harder to beat.” balas Sean.

“you still have the guts to say that? after i won 20 fight out of 25? right. in your dream, hahaha..” jawabku lagi.

“hahah.. c ya tomorrow B.” kata Sean.

“later dude.” kataku.

aku pun masuk ke kamar. kuambil laptop, colok kabel powernya ke outlet di tembok. ups, lupa pasang iPod di speaker dock. yup. pasang playlist “Rain”. lagu pertama langsung menyerang pikiranku dengan mantapnya. Shimokawa Mikuni - Mou Ichido Kimi Ni Aitai. waduh, artinya dalem gila, pengen ketemu kamu sekali lagi. makin kepikiran Amelie nih. ah iya, besok kan ketemu lagi, hmm.. nulis blog dulu deh. walaupun sepertinya hujan makin membuatku merasa mengantuk, tapi jari2 tanganku tidak mau berhenti mengetik. sampai akhirnya tanpa sadar di tengah2 aku menulis, persis di kata itu, aku berhenti sejenak, berpikir, dan tanpa sadar aku terlelap. blog yang barusan aku tulis belum sempet selesai dan di post, soalnya tulisanku berhenti di sebuah kata. “Amelie”.

No comments: